• Korea Selatan: Pandangan Sisi Dari Seorang Muslimah

    Written by Izyan Zainuddin  December 14, 2010   Comments »

    Syukur alhamdulillah, 4 hingga 11 Disember yang lalu, saya dan keluarga berpeluang untuk melancong ke Korea Selatan. Pengalamannnya, memang tiada tandingan. Walaubagaimanapun, benarlah kata pepatah, hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, lebih baik di negeri sendiri.

  • Moist Banana cake

    Written by Izyan Zainuddin  May 26, 2011   Comments »

    Terbaru, saya sempat buat moist banana cake yang saya rasakan adalah satu kejayaan sebab dulu pernah juga saya buat kek pisang , tapi bila dah masak jadi macam bingka pulak :(Anyways, resepi ini sangat mudah. Kalau tak ada mixer, guna saja spatula untuk mengacau. Dan kalau tak ada oven, guna saja pengukus...

  • A Glimpse of Jalan TAR

    Written by Izyan Zainuddin  February 15, 2011   Comments »

    Saya selalu suka untuk 'bersightseeing'. Jadi, bila diajak untuk teman kakak saya beli tudung di Jalan TAR, sudah tentu saya tak menolak. Bukan nak beli barang sangat pun, tapi saja nak lihat keadaan di sana sebab dah lama sangat tak ke Jalan TAR, tambahan pula sekarang tengah cuti seminggu. Perfect timing, tak perlu pening dulu fikir pasal kelas dan klinik....

  • Kita Masih Belum Faham

    Written by Izyan Zainuddin  May 28, 2010   Comments »

    Kemenangan Rima Fakih dalam Miss USA baru-baru ini telah mencetuskan kontroversi. Rima, seorang Arab-American telah dinobatan sebagai pemenang dalam pertandingan ratu cantik dan memewaskan puluhan yang lain. Tapi, kenapa kemenangan Rima mencetuskan kontroversi ya?

November 12, 2011

Strong Heart

| 2 comments
Bismillah

Thursday evening. Nothing to do. So I switched on the tv and there was this show called 'Strong Heart' at OneHD, a variety show that invites the guests (Korean stars) to talk about about their painful experiences in their lives, hence the title Strong Heart.

Many of them did share their sad memories, some of them related to their job scope as stars and personalities in the world of entertainment, and some shared their ups and downs before achieving popularity and stardom. So yes, I admit some of the stories are sad and I respect their determination to get up and not giving up their dreams despite the tribulations they had to face at the beginning




                                                                credit


And so there was this guest, a young artist who shared about her 'painful' experience. You may wonder why did I put that (') sign. Ok here's her story, this actress ( I forgot her name) mentioned that she started to do modelling at the age as early as 10. At that time many people wanted to take her as model, thanks to her beautiful face. So she was a hit. As time goes by and she started to reach puberty, she experienced some changes with her physique, (come on, we all do) but much to her dismay, the changes that she experienced was not something that she desired. Her face looks slightly chubby and her jaw looks a bit.. hmm how do I say.. hypertrophic? So it causes her face to look a bit square-ish.


Since then, she hardly got any offers from magazines to be their cover girl, let alone to get a chance to star in films and dramas. And it affected her, a lot. She did not get out from the house for months, it affected her sleep and not to forget, her appetite. And after years living in anxiety and worry of her look, she then decided to do a plastic surgery. To correct her jaw of course.

Now, what is the moral of this story? To get a plastic surgery if there're some parts of your body that you dont like?

If your answer is yes, then it is a MUST for you to read this entry until the end.

You see sisters, many of us are facing the same problem, be it in Malaysia or anywhere else in this world. When people started to make comments of our look, we feel down, and keep thinking about it as if our lives revolve just around these people. The fact that many of us are depressed because of what these people said is rather sad to me. To my sisters in faith, just in case you are facing the same problem, here's a good news Islam wants to tell you.



So lose not heart, nor fall into despair: for ye must gain mastery if ye are true in Faith (Ali-Imran:139)



See? In this beautiful religion, how do we look is not important, but the level of your iman is the one that's counted. Allah (exalted as He is) is fair. He never judge us with something that we and people around us do not have the same capability to achieve. Meaning here, some of us  maybe lucky to have beautiful feature or to be born to a rich family and so you feel sad and starts blaming God (na'udzubillah) because you don't have that same ability to be rich or to be beautiful. But thats the point here. Allah will only reward you based on what everybody can achieve- rich or poor, beautiful or ugly- that is the level of taqwa.

And here's another hadith.


Prophet Muhammad(pbuh) said 'Allah does not look at your appearance or your possessions; but He looks at your HEART and your DEEDS.'  (Narrated by Abu Hurairah and Muslim)



This actress that I'm talking about might be feeling depressed because she does not know what Islam offers ( as she is not Muslim), that is to have redha and be thankful. And yes, even many muslimahs also feel sad and anxious with their appearance because many of us have not made Islam as our way of life. We feel too lazy to understand what this deen teaches and gain knowledge about it, not knowing that the more we understand Islam, the more calm and patient we can be.

When I think about it, it is just disheartening to see how this world can break us. But then again, it only happens when we ALLOW it to break us. I've met many people in my life who's feature might not look cute or beautiful or handsomel to some people, yet when they speak and when you get to know them better, I couldn't stop myself from praising Allah for creating such beautiful creature. It is like their inner beauty have overpowering the beauty that everybody so busy to take care of.

But don't get me wrong sisters. It is not prohibited in Islam to take care of our physical beauty. Besides, Allah Himself is beautiful, and He loves beauty. But once we are too obsessed with it until plastic surgery is a treatment of choice, that is when thing starts to be wrong . So I think I've made my point clear enough. If anybody does not appreaciate you because of how you look, let them be. Because in the end, like what Sr Yasmin Mogahed's once mentioned, it is not the creation that you want to please my dearest, but above all, He- the Creator. So, chill! ^^



'So often that we look into the mirror and feel worry of how we look from other people's sight. But, how often do we put a mirror in front of our heart, and feel worry of how does it look from Allah's sight?'

Read More

November 8, 2011

Akhlaq : Senang teori, sukar praktikal

| 4 comments
Bismillah


Dalam banyak-banyak topik dalam mata pelajaran Pendidikan Islam di sekolah rendah dulu, saya paling suka topik akhlaq. Di sekolah agama pun sama. Sebabnya, berbanding topik seperti fiqah, tauhid dan tajweed, matapelajaran akhlaq tidak begitu memerlukan kita untuk menghafal banyak fakta dan info. Atau dalam bahasa lainnya, boleh jawab dengan logik akal berdasarkan kefahaman kita terhadap sesuatu topik itu. Jawapannya juga subjektif, agak sukar untuk ustaz/ustazah 'claim' yang jawapan itu bukan jawapan kepada soalan yang ditanya.


Jadi ketika exam PSRA (Penilaian Sekolah Rendah Agama) dan UPKK (Ujian Penilaian Kelas Kafa), maka agak mudah lah juga untuk score bab akhlaq tersebut. Cuma.. cuma, bila dah besar ni baru perasan yang mengaplikasikan akhlaq yang ditulis di kertas-kertas jawapan adalah jauhhh lebih sukar daripada menulis dan memuntahkannya semata-mata.


Ok, kisahnya macam ni. 


Saya dan keluarga baru saja pulang dari makan di sebuah kedai. Jadi tadi kami pun membuat pesanan kepada cik waitress yang datang ke meja kami.


Cik waitress: Minum? (wajah serius)
Ayah: Teh ais dua. Teh o ais dua 
Ibu: Jus tembikai laici satu
Cik waitress: Jus habis (masih serius)
Ibu: Oh jus oren lah macam tu 
Cik waitress: ..... habis (masih serius. Kerana keadaan kedai yang agak bising, saya gagal menangkap apa yang dikatakan cik waitress pada awal jawapannya. Hanya perkataan habis yang saya dengar di belakang).


Disebabkan tak berpuas hati sebab Ibu tak dapat apa yang dihajatinya, lantas saya bertanya


'Jadi jus apa yang ada ya?'


Maka jawapan cik waitress adalah... jeng3


'Jus habislah! Faham-faham lah yang sekarang ni musim raya!'

Aduh. Sungguh. Terkedu saya dibuatnya dengan jawapan yang diberikan. Belum pernah seumur hidup saya dimarahi oleh orang yang mengambil pesanan di kedai-kedai. Dan dalam hati saya juga macam nak balas je jawapan yang diberikan kepada saya dan ibu saya. Tapi disebabkan terkejut dengan respon yang tak diduga seperti tembakan.. bukan, seperti bom atom yang dijatuhkan dari udara yang tenang mungkin, lidah saya langsung jadi kelu.


Astaghfirullah. Apa yang saya sedar ketika itu, selera saya terus mati. Dan disebabkan perangai saya yang cepat sangat terasa, macam terasa mata saya semakin panas, kabur dan macam ditakungi air mata yang saya pun tak tahu kenapa ia perlu bertakung di kelopak mata saya hanya kerana perkara remeh seperti ini. Sobs.


Tapi mungkin inilah cara Allah mentarbiyah saya. Kalau perkara seperti ini tak serius, saya mungkin tak kisah dan tak merefleks kejadian tersebut. Subhanallah, syukur untuk hati yang 'fragile' ini. Dan hakikatnya bila difikirkan, sungguh, akhlaq yang baik itu sangat sukar diamalkan macapada ini. Marah memang marah, namun saya sangat bersyukur kerana Allah telah membantu saya untuk tak balas jawapan yang sungguh 'rude' itu. Walaupun saya jelas akan hak saya sebagai pelanggan untuk meminta dia berbudi bahasa kepada kami sekeluarga, tapi alhamdulillah masih ada tompok-tompok sabar yang melekat di hati saya yang menghalang saya daripada menjawab pernyataan dan nada yang kurang sopan itu. Sukar untuk saya memaafkan diri saya yang 'claim' sudah ditarbiyah jika saya tidak berjaya sabar dalam situasi macam ni. Walaupun hampir-hampir je sebenarnya tadi. Huu


Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Baginda sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan baginda tetap menjawab, “Jangan marah.”


 (HR. Bukhari).


Selain daripada hadith ke-16 susunan Imam Nawawi ini, hadith ke-15 juga membahaskan perkara yang hampir sama, iaitu untuk berkata baik atau diam.


Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya

(Riwayat Bukhari dan Muslim)



Alhamdulillah. Alhamdulillah. Terima kasih Allah atas kefahaman yang diberikan. Sukar untuk saya bersabar tadi kalau saya tak pernah dengar dua hadith ni. *dua hadith ni yang duk berlegar-legar dalam kepala saya tadi* Daripada marah-marah, mungkin saya perlu meletakkan diri di tempat kakak waitress tu. Mungkin dia bekerja lama dari pagi, maka emosi dia pun kurang stabil jadi termarah kita pula. Mungkin dia ada urusan keluarga yang perlu dibuat tapi dipaksa bos untuk bekerja sampai malam (memandangkan em, musim raya kan). Mungkin, dan mungkin.. ada banyak kemungkinan yang menyebabkan akak tu bersikap macam tu kan


Apa-apa pun, tujuan saya menulis ini bukanlah nak menyatakan betapa baiknya akhlaq saya ni (wallahi, saya cuma insan marhaen yang punya baaanyak kelemahannya), cuma saya agak terkilan kerana belum ramai Muslim yang betul-betul mahu menjadikan Islam (dan seterusnya akhlaq seorang Muslim) sebagai cara hidup. Doa saya, semoga kakak waitress dapat menjadi kakak yang lebih ramah kepada pelanggan dan sentiasa murah dengan senyuman supaya kakak bolah dapat pahala daripada Allah dan supaya pelanggan kedai kakak tak lari, sebabnya, saya pun macam dah patah hati nak ke kedai akak lagi. -___-


Abu Dharr (May Allah be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (PBUH) said to me, "Do not belittle any good deed, even your meeting with your brother (Muslim) with a cheerful face.''[Muslim].


*satu soalan, kalau anda yang membaca berada di pihak saya, apakah anda akan menegur si kakak waitress ini (supaya dia tidak mengulangi perbuatannya kepada pelanggan yang lain pula dan sudah tentu, kerana ia bertentangan dengan ajaran Islam) atau anda akan mendiamkan diri seperti yang saya lakukan tadi. Sebab tiba-tiba terasa ada baiknya juga saya menegur perilaku tersebut. Hmm
Read More

About Me

25. Aim to live with the principle of to love for others what I love for my self. A dentist by profession. A Muslim by religion. A Dai'yah by action ( well at least that's what I hope I am) My writings are usually of reflections on matters happening around me.

Recent Posts

Followers