• Korea Selatan: Pandangan Sisi Dari Seorang Muslimah

    Written by Izyan Zainuddin  December 14, 2010   Comments »

    Syukur alhamdulillah, 4 hingga 11 Disember yang lalu, saya dan keluarga berpeluang untuk melancong ke Korea Selatan. Pengalamannnya, memang tiada tandingan. Walaubagaimanapun, benarlah kata pepatah, hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, lebih baik di negeri sendiri.

  • Moist Banana cake

    Written by Izyan Zainuddin  May 26, 2011   Comments »

    Terbaru, saya sempat buat moist banana cake yang saya rasakan adalah satu kejayaan sebab dulu pernah juga saya buat kek pisang , tapi bila dah masak jadi macam bingka pulak :(Anyways, resepi ini sangat mudah. Kalau tak ada mixer, guna saja spatula untuk mengacau. Dan kalau tak ada oven, guna saja pengukus...

  • A Glimpse of Jalan TAR

    Written by Izyan Zainuddin  February 15, 2011   Comments »

    Saya selalu suka untuk 'bersightseeing'. Jadi, bila diajak untuk teman kakak saya beli tudung di Jalan TAR, sudah tentu saya tak menolak. Bukan nak beli barang sangat pun, tapi saja nak lihat keadaan di sana sebab dah lama sangat tak ke Jalan TAR, tambahan pula sekarang tengah cuti seminggu. Perfect timing, tak perlu pening dulu fikir pasal kelas dan klinik....

  • Kita Masih Belum Faham

    Written by Izyan Zainuddin  May 28, 2010   Comments »

    Kemenangan Rima Fakih dalam Miss USA baru-baru ini telah mencetuskan kontroversi. Rima, seorang Arab-American telah dinobatan sebagai pemenang dalam pertandingan ratu cantik dan memewaskan puluhan yang lain. Tapi, kenapa kemenangan Rima mencetuskan kontroversi ya?

December 24, 2009

Antara Dua Cinta

| 0 comments

Apa yang ada jarang disyukuri
Apa yang tiada sering dirisaukan
Nikmat yang dikecap baru kan terasa bila hilang
Apa yang diburu timbul rasa jemu
Bila sudah di dalam genggaman


Dunia ibarat air laut
Diminum hanya menambah haus
Nafsu bagaikan fatamorgana
Di padang pasir


Panas yang membahang disangka air
Dunia dan nafsu bagai bayang-bayang
Dilihat ada ditangkap hilang


Tuhan.. leraikanlah dunia
Yang mendiam di dalam hatiku
Kerana di situ tidak ku mampu
Mengumpul dua cinta
Hanya cintaMu ku harap tumbuh
Dibajai bangkai dunia yang kubunuh




Tak tahu kenapa, tapi lagu ni selalu terngiang-ngiang di telinga saya lewat kebelakangan ini. Hmm mungkin kerana rentaknya yang syahdu dan liriknya yang menginsafkan, selain lagu ni merupakan lagu feveret ayah selepas dibelinya cd karaoke kumpulan raihan hari tu. Dan mungkin juga liriknya bertepatan dengan saya yang terlalu banyak mengutamakan dunia sebelum ini, maka lagu ini seakan-akan mengejutkan saya dari kesilapan itu...Try la dengar, u'll love it. Ok, nak sambung baca endo.. huu menulis hanya di kala mahu. Moga redha Allah sentiasa bersama kita, inshaAllah

Read More

December 18, 2009

Tahun baru, umur baru

| 6 comments
Alhamdulillah. 18 Disember 2009, saya selamat menginjak ke usia 20 thn. Pagi-pagi lagi dah dikejutkan dengan kucupan istimewa ibu dengan ucapan hari lahir. Huu terharu2. Malam tadi jam 12 pula dapat macam-macam versi lagu happy birthday daripada ayah, abang dan kakak. Adik pulak send sms. Okla tu kan. Bukannya senang si adik yang sorang ni nak ingat birthday orang. Selalunya saya sering merasakan betapa istimewanya hari ini, dapat ucapan dan doa yang baik2, dapat kek (heh tang ni saya paling suka) dan kadang-kadang dapat hadiah daripada family dan sahabat- sahabat yang pemurah tu.



Tahun ini, tarikh hari lahir saya adalah serentak dengan tarikh 1 Muharram, tahun baru 1431 H. MashaAllah, suka saya bila perasan tarikh itu tarikh yang sama. Seumpama ada sesuatu yang ingin diberitahu Dia kepada saya. Mungkin saya perlu keluar daripada zone yang saya berada sekarang, perlu maju beberapa tapak lagi dan berazam untuk menjadi mukmin yang bertaqwa dan berusaha untuk kebaikan, baik untuk kebaikan duniawi mahupun ukhrawi.



Sebelum-sebelum ini, saya sering merasakan hari lahir adalah hari yang cukup special untuk diri saya. Ya, untuk saya saja. Tapi rupa-rupanya saya silap. Dalam satu ceramah yang pernah saya dengar di tv, hari lahir kita sebenarnya adalah hari sepatutnya kita mengucapkan terima kasih dan menyatakan penghargaan kepada ibu kita, kerana pada hari inilah ibu kita bertarung nyawa untuk melahirkan kita ke dunia ini, untuk melalui satu perjalanan hidup dan mengutip apa yang ada di dunia ini sebagai bekalan di akhirat nanti.



Tidak lupa juga kepada ayah yang bersusah payah mencari nafkah untuk membesarkan kita sehingga kita menjadi kita yang hari ini, dan memberikan didikan supaya kita menjadi anak yang soleh dan solehah. Dengan itu, bila tibanya hari lahir, marilah kita ucapkan kata-kata penghargaan kepada mereka dan kalau ada rezeki lebih tu, berilah hadiah untuk diberi kepada mereka, rather than asking for presents from them kan kan.



Alhamdulillah, walaupun saya tak lah kisah sangat mereka nak raikan atau tak birthday saya ni, tapi sambutan mereka mashaAllah, terharu dibuatnya! Lepas tu dapat pulak presents including a watch and a book which I'm soo thrill to read esok sebab malam ni macam dah sangat ngantuk hehe.



All of all, segala puji dan kesyukuran hanya untuk Allah, atas segala nikmat yang diberikan ke atas saya selama 2o tahun hidup saya di muka bumi ini. Terus terang, saya tidak mengharapkan hadiah daripada keluarga ataupun sahabat-sahabat (tapi kalau orang dah bagi tu ambik je la kan :p), memadailah hanya dengan mendoakan kesejahteraan saya, keluarga dan seluruh umat Islam di dunia ini dalam solat kalian. Semoga nikmat yang kita kecapi tidak menjadikan kita lalai dan jauh daripadaNya, mudah-mudahan.. Ameen.






Read More

November 29, 2009

Chill.. This life is not forever~

| 3 comments
Have u ever wish to just disappear from everybody's sight then show up again, hoping that things that were miserable when u disappeared to turn out to be okay this time? I did. But the thing is, that thing is impossible. And that means, I have to endure it, no matter how difficult it is.



Holidays are supposed to be enjoyable and also relaxing, yet I have to bear with these feelings.The feelings of guilt and hurt. And plus, I also feel regret on how I spent the 1st week of my semester break. I didnt really make plan on how I should spend my holidays hence making it a waste. Truthfully, I dont really know what I did last week, and suddenly it is week two now. I dont know... something is just not right... Hopefully week 2 will be better.



If there's a thing that I really want right now, it is definitely to go somewhere else where there's no one I know there, travelling on my own, and only have Allah to guide me to somewhere safe, somewhere peaceful. Yea its possible, but only in million yrs perhaps. My parents would have reported me missing and probably do a massive search. Hmm but I can always tell them first right? But.. nah.. they will never allow me to...



I never thought that life can be just like a drama. And now that it turns out to be like that, I never thought that I will be one of the lead characters. It just does not make sense.



I'm sorry to any of u who come to read this post, yet it is just a piece of junk of my emotions. It is not my intention to make this blog as a place or a site that I can just let out everything I feel in my heart. It should be beneficial to others. It should be relevant to all my brothers and sisters in Islam, so that they can ponder about on the thing that I wrote.But, due to my limited readings, there are not so many things I can discuss about. InshaAllah there will be no more post about emotions after this. I'll keep it private.



I think it is enough for now. Telling virtual friends might not help me to solve the problem out, but I guess I'm feeling better now. And the best remedy of all, which I think all of us are certain about is of course asking for Allah's guidance.. for me to get out of this hard situation. C'mon izyan! U've experienced a lot. Tlglah grow up... Hm I think I should get a diary book, as life has become more complicated these days. And when time goes by, I can always take a look back at what have I wrote and probably when I become a better me, wiser me and stronger me (inshaAllah), I'll treasure these moment of hard times and I'll appreciate my self more for trying to survive in this difficult world.



I should get a diary book. As soon as possible.


Read More

November 7, 2009

My emotions.again.

| 0 comments
La tahzan... innallaha ma'anaa



"Dan barangsiapa menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman sebagai penolongnya, maka sungguh, pengikut (agama) Allah itulah yang menang."
(al-maidah: 56)



Keep going on, izyan. Dont look back anymore. Pastinya setiap kesusahan itu akan disusuli kemudahan. Yakinlah padaNya.







p/s: kpd sesiapa yg klu2 situasi anda mcm sy, ucapan ini juga ditujukan kpd anda :)
Read More

October 24, 2009

Loss of sensation.

| 3 comments
Salam. Sedikit luahan perasaan. Hmm tak taulah nak consider ini perkara yang baik atau tak. Tapi yang saya perasan, saya sekarang macam dah lain sikit. Huhu. Bukan apa, semenjak dua menjak ni serasanya macam dah kurang berperasaan. Kalau happy tak happy sangat, kalau sedih pun dah macam tak sedih.


Kalau zaman kecil-kecil dulu, sayalah yang paling cepat menangis dan merajuk. Baru je kena jegil mata sikit, dah mengalir air mata. Kalau mengaji quran dengan ayah pulak, habis basah quran tu dengan air mata bila kena marah sebab salah baca. Adik-beradik yang lain cool je kalau kena marah dengan ayah pun. Bila dah sekolah menengah pun sama. Cepat sangat terasa kalau orang cakap apa-apa.


But things changed, and of course people too. Kalau di optech lab, (tempat kami practise handskill untuk treat patients with teeth probs n so on) saya langsung tak ada perasaan kalau kena marah dengan supervisor. Sedikit sedih tu mungkin ada, tapi tak lah sampai keluar air mata macam dulu-dulu. Kalau kena puji pulak (baru je sekali kena puji pun) tak rasa happy pun.


Bahayalah rasanya kalau perkara ni berterusan sampai ke klinik nanti. Bak kata Dr Azwatee, a dentist is someone who works with head, heart and hand ( but i think most ppl work with these things too, arent they?) and I wonder if i'm heartless, got no feelings, will that make me a good dentist by then? Nanti nak cabut gigi orang pakai tarah je. Orang sakit ke, tak sakit ke.. main cabut je. Eheh. Sorry2 I was just exaggerating. Kalau orang dah sakit meraung-raung tu kita buat tak kisah saja, I dont think we can even call that person a human, at all.


Hmm entahlah. Dulu masa terlalu sensitif, nak jadi kuat. Sekarang bila dah kuat (ye ke?) rasa macam nak sensitif pulak. Terutamanya bila kita menghadap Tuhan, saya mengharapkan perasaan yang cukup sensitif, yang membolehkan saya menangis dalam sujud dan doa. Tapi jarang nak dapat perasaan macam tu sekarang ni. Terlalu banyak perkara dalam fikiran. Sedangkan Allah itu memang dekat sangat dengan kita. Nak mengadu apa pun boleh.



I wonder if this thing happen with an increase in age. And if it does, can I just wish I will never age? Because being sensitive seems to be a good thing after all. Hmmph.
Read More

October 19, 2009

Be proud, girls!

| 0 comments
Salam. As I was browsing my emails a couple of days a go, I found an email forwarded to me from my naqibah when I was in PASUM.. (rindu kak miha! :() The email is basically an article (but the writer wrote it in a letter kind of way), sent from a non-muslim friend to the muslim women regarding the way she sees the them. I wonder how she, a non-muslim can see what a beautiful religion Islam is compared to some of us, who were born as muslim, raised as muslim, yet we still do not appreciate the biggest nikmat Allah has given us, which is the nikmat of Islam. Some of us complain a lot.. 'kenapa kena tutup aurat, kenapa tak boleh dating, kenapa asyik kena ikut cakap suami, kenapa tu.. kenapa ni..."Anyways, I do not want to talk much. Read this, girls. And lets just ponder ourselves whether we really have ever thought how lucky we are, to be blessed with Islam and Iman in ourlives.




A letter from a Christian to Muslim women
March 7th, 2007
By Joanna Francis
Writer, Journalist - USA


Between the Israeli assault on Lebanon and the Zionist “war on terror,” the Muslim
world is now center stage in every American home. I see the carnage, death and
destruction that have befallen Lebanon, but I also see something else: I see you. I
can’t help but notice that almost every woman I see is carrying a baby or has children
around her. I see that though they are dressed modestly, their beauty still shines
through. But it’s not just outer beauty that I notice. I also notice that I feel something
strange inside me: I feel envy. I feel terrible for the horrible experiences and war
crimes that the Lebanese people have suffered, being targeted by our common enemy.


But I can’t help but admire your strength, your beauty, your modesty, and most of all,
your happiness.


Yes, it’s strange, but it occurred to me that even under constant bombardment, you
still seemed happier than we are, because you were still living the natural lives of
women. The way women have always lived since the beginning of time. It used to be
that way in the West until the 1960s, when we were bombarded by the same enemy.
Only we were not bombarded with actual munitions, but with subtle trickery and
moral corruption.



Through Temptation
They bombarded us Americans from Hollywood, instead of from fighter jets or with
our own American-made tanks. They would like to bomb you in this way too, after
they’ve finished bombing the infrastructure of your countries. I do not want this to
happen to you. You will feel degraded, just like we do. You can avoid this kind of
bombing if you will kindly listen to those of us who have already suffered serious
casualties from their evil influence. Because everything you see coming out of
Hollywood is a pack of lies, a distortion of reality, smoke and mirrors. They present
casual sex as harmless recreation because they aim to destroy the moral fabric of the
societies into which they beam their poisonous programming. I beg you not to drink
their poison. There is no antidote for it once you have consumed it. You may recover
partially, but you will never be the same. Better to avoid the poison altogether than to
try to heal from the damage it causes.


They will try to tempt you with their titillating movies and music videos, falsely
portraying us American women as happy and satisfied, proud of dressing like
prostitutes, and content without families. Most of us are not happy, trust me. Millions
of us are on anti-depressant medication, hate our jobs, and cry at night over the men
who told us they loved us, then greedily used us and walked away. They would like to
destroy your families and convince you to have fewer children. They
do this by presenting marriage as a form of slavery, motherhood as a
curse, and being modest and pure as old-fashioned. They want you to
cheapen yourself and lose your faith. They are like the Serpent
tempting Eve with the apple. Don’t bite.



Self-Value
I see you as precious gems, pure gold, or the “pearl of great value” spoken of in the
Bible (Matthew 13: 45). All women are pearls of great value, but some of us have
been deceived into doubting the value of our purity. Jesus said: “Give not that which
is holy unto the dogs, neither cast your pearls before swine, lest they trample them
under their feet, and turn again and rend you” (Matthew 7: 6). Our pearls are
priceless, but they convince us that they’re cheap. But trust me; there is no substitute
for being able to look in the mirror and seeing purity, innocence and self-respect
staring back at you.


The fashions coming out of the Western sewer are designed to make you believe that
your most valuable asset is your sexuality. But your beautiful dresses and veils are
actually sexier than any Western fashion, because they cloak you in mystery and show
self-respect and confidence. A woman’s sexuality should be guarded from unworthy
eyes, since it should be your gift to the man who loves and respects you enough to
marry you. And since your men are still manly warriors, they deserve no less than
your best. Our men don’t even want purity anymore. They don’t recognize the pearl
of great value, opting for the flashy rhinestone instead. Only to leave her too!


Your most valuable assets are your inner beauty, your innocence, and everything that
makes you who you are. But I notice that some Muslim women push the limit and try
to be as Western as possible, even while wearing a veil (with some of their hair
showing). Why imitate women who already regret, or will soon regret, their lost
virtue? There is no compensation for that loss. You are flawless diamonds. Don’t let
them trick you into becoming rhinestones. Because everything you see in the
fashion magazines and on Western television is a lie. It is Satan’s trap. It is fool’s
gold.



A Woman’s Heart
I’ll let you in on a little secret, just in case you’re curious: pre-marital sex is not even
that great. We gave our bodies to the men we were in love with, believing that that
was the way to make them love us and want to marry us, just as we had seen on
television growing up. But without the security of marriage and the sure knowledge
that he will always stay with us, it’s not even enjoyable! That’s the irony. It was just a
waste. It leaves you in tears.


Speaking as one woman to another, I believe that you understand that already.
Because only a woman can truly understand what’s in another woman’s heart. We
really are all alike. Our race, religion or nationalities do not matter. A woman’s heart
is the same everywhere. We love. That’s what we do best. We nurture our families
and give comfort and strength to the men we love. But we American women have
been fooled into believing that we are happiest having careers, our own homes in
which to live alone, and freedom to give our love away to whomever we choose.
That is not freedom. And that is not love.


Only in the safe haven of marriage can a woman’s body and heart be safe to love.
Don’t settle for anything less. It’s not worth it. You won’t even like it and you’ll like
yourself even less afterwards. Then he’ll leave you.



Self-Denial
Sin never pays. It always cheats you. Even though I have reclaimed my honor,
there’s still no substitute for having never been dishonored in the first place. We
Western women have been brainwashed into thinking that you Muslim women are
oppressed. But truly, we are the ones who are oppressed; slaves to fashions that
degrade us, obsessed with our weight, begging for love from men who do not
want to grow up. Deep down inside, we know that we have been cheated.
We secretly admire and envy you, although some of us will not admit it. Please do not
look down on us or think that we like things the way they are. It’s not our fault. Most
of us did not have fathers to protect us when we were young because our families
have been destroyed. You know who is behind this plot.


Don’t be fooled, my sisters. Don’t let them get you too. Stay innocent and pure. We
Christian women need to see what life is really supposed to be like for women. We
need you to set the example for us, because we are lost. Hold onto your purity.
Remember: you can’t put the toothpaste back in the tube. So guard your “toothpaste”
carefully!


I hope you receive this advice in the spirit in which it is intended: the spirit of
friendship, respect, and admiration. From your Christian sister – with love…


* This article is republished with the kind permission of the author. The original can
be found on Crescent and the Cross. Joanna Francis is a writer and journalist. She
manages her own blog.


IZ: Sorry bout the arrangement of the sentences. Tak reti dah nak betulkan cemane. Huhu
Read More

October 9, 2009

Happy Birthday, Ibu!!

| 0 comments
Hajjah Siti Khadijah Zakaria- saya punya ibu :)

Salam. Its been a while since I last posted something here. Yea.. life these days, well not really these days.. I think my life is always in a rush. Eversince I entered dentistry, I hardly have a very nice life routine. Adequate rest? Naah. Dont even dare to dream for it. But somehow I think I'm getting used to it. I probably am so tired that I dont even have the energy to complain anymore. Hoho. Okay, thats a lie. I did complain a lot, but now I kinda regret it. Allah adalah perancang terbaik, remember? All these hardships I'm going through, there must be a reason for it. So lets just face it with a smile :D


So okay, enough about me. As the title stated above, I would like to share with u guys, someone who is very special to me, who just celebrated her 52nd birthday some days ago. And that someone is none other than my beloved mummy! Happy birthday ibu!


So, on wed night we went to have our family dinner somewhere in PJ (or was it Bangsar?) after my family picked me up from UM. Malam tu jugak ada jamuan raya di fakulti. Hmm to choose friends over family, I dont think that is appropriate. And plus, it was my mother's birthday we were celebrating that night. Of course I will never let that go.


So kami pun makan lah di restoran tu. And what I have to say about that restaurant is, the service was 1st class! Well probably because my dad was super ramah with the waiters too. Sebab lepas waiters tu tahu yang kami ni datang makan sebab meraikan ibu, diorang pun buat surprise by presenting us a cute chocolate cake that came along with a birthday song by them. Okay, though we didnt quite understand the meaning of the 2nd birthday song (most of them are from Nepal, Myanmar,.. etc) but we really appreciate their effort. Ibu pun senyum je malam tu walaupun tak sihat sangat.


Hmm sebenarnya bukanlah birthday ibu yang hanya dikira mengikut kalendar masihi tu yang kami nak sambut sangat. Lagipun, apalah yang ada pada usia. Its just numbers. But what we were celebrating that night was just to show ibu how much we love her. To me, ibu is so special. Yea i know every daughter will say the same thing about their mother. But, yes, she is special.


Kalau saya di UM dan tak balik rumah, selalu dapat bekalan makanan yang dihantar. Lengkap dengan tisu, sudu, dan makanan yang banyak sampai boleh dikongsi dengan kawan-kawan kat bilik lain. Dan bila makan tu selalu terbayang betapa dengan penuh kasih sayangnya ibu bungkus untuk saya dan kawan-kawan.


And one thing that I realize about ibu is she hardly complains about anything. I mean, life is so full of obstacles and challenges that always make our lives miserable but I rarely heard any complaints from her. Cuma sesekali tu ibu tewas dan air mata tumpah juga. But again, not a single complaint atau keluhan keluar dari mulut ibu. And I know I really need to learn this from her. Huhu. (baru perasan pasal ni cuz Eda mention bout this that night)


To ibu, though I know u wont be reading this cuz u never really care wat internet does to our daily lives (comel je ibu), but I still want to say thank you very much for being my ibu. Thank you for standing by my side whenever I feel like this world is going to fall on me, thank you ibu, for being part of me. Without u, I'm nothing. Yen doakan semoga ibu dipanjangkan umur dalam iman dan taqwa supaya kami, anak-anak ibu ni dapat buat sesuatu utk balas segala jasa yang ibu curahkan ke atas kami. Saaayang ibu! :D
Read More

September 21, 2009

Bila membenci dan dibenci

| 0 comments
Sedih. Bila soal agama dan semangat kebangsaan kita semakin dicabar akhir-akhir ini, membuatkan saya terfikir apakah langkah terbaik bagi saya, seorang muslim dan seorang rakyat Malaysia untuk menghadapi permasalahan seperti ini. Isu ini adalah isu global, maka kita sebagai ahli masyarakat tidak dapat tidak, mesti bersedia menghadapi dan membincangkannya.



Di Indonesia, sentimen anti-Malaysia semakin memuncak sehingga wujudnya aktiviti 'sweeping Malaysia' yang giat dijalankan penduduk di sana. Terfikir juga saya, apakah mereka punya begitu banyak masa lapang untuk meng'sweep' rakyat Malaysia di sana. Ada baiknya mungkin sesi itu digantikan dengan berusaha mencari rezeki untuk keluarga masing-masing ataupun maningkatkan amal ibadah dan jariah memandangkan sesi ini mula dilakukan pada Ramadhan tempoh hari.



Kalau diikutkan, saya bukanlah seorang yang semangat patriotiknya begitu menebal sekali. Tak pernah pula saya mengikuti perarakan kemerdekaan di peringkat daerah apatah lagi di peringkat kebangsaan. Saya juga belum lagi berjuang bermati-matian mempertahankan negara. Cumanya, sebagai seorang yang dilahirkan di Malaysia dan dibesarkan sebagai rakyat Malaysia, maka cukup wajarlah saya kira untuk melahirkan rasa kesal dan sedih atas sikap mereka ke atas negara kita.



Isu-isu yang ditimbulkan sebenarnya agak remeh untuk dibincangkan. Terbaru, mereka berang dengan isu tarian pendet masyarakat Bali yang dipaparkan dalam iklan mempromosi Malaysia di peringkat antarabangsa. Walaupun sudah dijelaskan oleh pihak Discovery Channel yang sebenarnya mereka tersilap dan tidak melakukan kajian menyeluruh sewaktu memproses iklan itu, kelihatan penduduk di sana masih belum berpuas hati.



Sebelum isu tarian pendet, banyak juga isu yang dibangkitkan mereka seperti kes Cik Puan Mano, kes penderaan amah, dan kebayakan isu mengenai budaya mereka yang katanya telah dicedok oleh Malaysia. Tentang kes Cik Puan Mano, saya tak tahu banyak mengenai hal itu memandangkan penyiasatan pun masih lagi berjalan sekarang. Tentang kes penderaan amah, saya kira seluruh Malaysia ini menentang sekeras-kerasnya penderaan yang dilakukan majikan ke atas amah tersebut. Kerana hakikatnya, amah itu telah pun dibela dan majikan itu pun telah dikenakan tindakan. Agak hairan ya, media di sana sibuk untuk memanjangkan isu amah yang didera tapi tak pula memaparkan usaha kita membanteras masalah-masalah dan membela amah-amah tersebut. Isu budaya yang dicedok? Sepatutnya itu bukanlah permasalahan pokok yang harus ditimbulkan. Kita berkongsi rumpun yang sama, kita seharusnya sedar pemisahan antara negara tidak dapat menjadi benteng pemisah berkembangnya sesuatu budaya. Orang Jawa dari kepulauan Jawa sebagai contoh, yang berhijrah ke Tanah Melayu sudah tentu membawa budaya mereka bersama-sama mereka. Kita akui budaya itu dari kaum-kaum tertentu, tapi tidak semestinya dari negara itu kerana budaya dari sesuatu kaum itu bisa tersebar merentasi negara dan benua.



Apa yang lebih menghairankan, kebencian orang di sana terhadap kita secara tiba-tiba meletus. Seumpama ada sesuatu yang menghasut mereka untuk membenci kita setelah apa yang kita lakukan untuk membantu membangunkan ekonomi mereka. Yang lebih menyedihkan, muslim sesama muslim antara dua negara ini pun mula bercakaran dan saling membenci. Banyak blog yang dicipta untuk mengutuk, tak kurang juga groups yang wujud di facebook untuk menyemarakkan lagi api kebencian sesama kita. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:



Sebenarnya orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka damaikanlah di antara dua saudara kamu (yang bertelingkah) itu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beroleh rahmat. Al-Hujurat:10



Alangkah indahnya dunia jika semua muslim di dunia berpegang dengan ayat ini. Sudah pasti aktiviti sweeeping Malaysia, membakar bendera Malaysia dan membuat demonstrasi di depan kedutaan Malaysia tidak akan terjadi. Malangnya, semangat kebangsaan mereka seolah-olah dimanipulasi untuk melebihi semangat cintakan agama dan sesama saudara muslim.



Saya tidak mengatakan Indonesia salah. Saya juga tidak mengatakan Malaysia di pihak yang betul. Tapi satu perkara yang saya benar-benar pasti, perasaan benci membenci ini tidak akan membawa kita ke mana-mana. Sebaliknya kita haruslah bersatu, bersedia menentang musuh-musuh Islam yang tidak pernah berhenti menjatuhkan deen ini. Di Eropah sebagai contoh, lihatlah betapa banyak dugaan yang terpaksa dihadapi oleh saudara kita di sana. Larangan memakai hijab, larangan membina masjid, dan terbaru adalah agenda mereka melancarkan 'stop Islamization of Europe' betul-betul menyesakkan nafas saudara kita di sana. Dan kita di sini masih berkelahi atas isu perebutan tarian?



Mungkin sudah sampai masanya kita menjadi dewasa, sedewasanya umur negara kita yang 52 tahun ini. Api yang dimarakkan mereka, bukan api balasannya dari kita. Tapi alhamdulillah, student Malaysia di sana dengarnya tak cepat melatah dengan kerenah penduduk di sana. Baguslah. Yang tak bestnya, bila agaknya dapat ke Indonesia lagi; makan ikan gurami, pisang salai, jus sirsak (betul ke eja ni?), shopping busana muslimah yang murah-murah.. aish~






IZ: Maaf andai ada yang tak setuju dgn pendapat di atas. I seek Allah's forgiveness for every incorrect things I said, for Allah is the one who is perfect among all. Peace!
Read More

September 13, 2009

Genting trip

| 3 comments
Huh. Mesti pelik kan baca tajuk ni. Biar betul. Genting trip? Dalam bulan Ramadhan pulak tu.. Hehe hold on.Its not like what you think. Ceritanya macam ni. Semalam saya dan Kas (my classmate) baru je pergi genting. Tapi tujuan ke sana bukan lah nak naik rides kat sana atau nak enjoy atau yang sewaktu dengannya. Tujuannya saya hanya temankan Kas ke sana jumpa adiknya yang kerja dekat-dekat genting tu. Adiknya dari Sabah, kerja sementara di restoran makanan segera, while waiting for his admission to poli this November.



Jadi dalam pukul 9 pagi lebih tu kami pun bertolak dari Kolej 1 di UM ni. Fikir punya fikir, rasanya cara terbaik nak ke sana adalah dengan menaiki train sampai ke KL sentral. Dari KL sentral pulak, kami akan terus naik bas sampai ke genting. Ok, sounds brilliant. Sampai KL sentral, terus kami cari kaunter tiket ke genting. Aisey, tak jumpa pulak. With that, terpaksalah tanya orang kat mana kaunter tiket ke genting. To be honest, rasanya memang nampak muka terkejut abang tu kami tanya kaunter tiket ke genting kat mana. Huhu. Ye lah, ni kan bulan Ramadhan.. siapa la yang nak pergi genting time ni. Plus, Kas was wearing very decent clothes which was just not suitable to take on roller-coaster or whatsoever rides kat genting tu. Lantak la.. pandangan Allah tu lebih penting pada kami daripada pandangan orang lain. Lebih-lebih lagi pandangan abang tu.



Shoot. Ingatkan bila kaunter dah jumpa, that would solve the problem. Tapi bas ke ke genting pulak pukul 1. And it was just 10.15 am at that time. So, we tried to sort the problem out. Tak nak lah tunggu sampai pukul 1, lama sangat tu. Ting! Tiba-tiba datang idea to take a bus from Terminal Putra and to our relief, the bus will only depart at 12. Okay la kan, an hour earlier. Kami pun teruskan perjalanan menaiki train ke Terminal Putra pulak.


Sampai kat situ, beratur pulak beli tiket bas. Then ada sorang pakcik ni keep on buggering us, suruh naik teksi dia, for RM 20. Siapala yang nak naik teksi dia when we can go there for only rm 7.60 by bus. So.. sorry to disappoint you, uncle!


Dengan berbekalkan suratkhabar dan sebuah majalah (bukan majalah hiburan ye), kami pun duduk tunggu bas which was going to arrive in 50 minutes time ( eheh seseungguhnya notes patho yang dibawa rupa-rupanya hanya menjadi pemberat beg je..huhu). Not to mention that there were a bunch of philipino there who were speaking so loud that made me wonder whether was I in the pangako sa yo drama that time.


Nasib baik bas sampai cepat. Tapi bila nak naik tu, baru perasan. I lost my ticket! Great, just great. Then I had to que one more time and buy another one. It was okay if I had to buy the ticket as the ticket was lost because of my carelessness. But as soon as I realized that the pakcik was still there (the one who kept on asking me n Kas to take on his taxi) I just knew that he would laugh at me and would go like.. 'tu lah.. tadi suh naik taxi taknak.. kan dah hilang tiket'


Dengan cuba memekakkan telinga, saya pun beratur la. Tiba-tiba ada suara. 'Eh dik, tadi kan dah beli tiket?' Hah. I knew it! Pakcik tu mesti nak gelakkan. Huu.. Selepas banyak kali jugakla pakcik tu tanya, baru la saya jawab, dengan suara yang paling perlahan, bersedia nak menerima ejekan pakcik. Suddenly, 'Eh, tercicir? Kejap eh'. Then pakcik tu pergi dan datang balik, WITH TICKET in his grip!! Tercicir depan kaunter katanya. Astaghfirullah.. betapa saya dah buruk sangka kat pakcik tu. May Allah and that pakcik forgive me.. :(


And after that, the journey was smooth and sound. Sampai genting, terus naik cable car sampai atas. It was pretty hazy but we enjoyed it, tambah pulak dengan suasana sejuk kat genting tu. Akhirnya, dapat jugak Kas jumpa adik dia. Alhamdulillah.. :)


With so many things happened along the way, we were just too tired to take the train once again and went back to UM. Instead, I decided to straight away went home and of course invited Kas to come along, perform my zuhr prayer there and just have a rest as my house is kind of near to Terminal Putra.


So, yup, that's it. A half day journey, with a very precious lesson I learn. Never ever suu uzzhan!





IZ: Terjumpa an arabic family, one of them wearing headscarf.. tengah makan dengan bahagianya di KFC, pd waktu tengah hari dan obviously, di bulan Ramadhan. Tried to be husnuzzhan, but couldnt find the answer.. hmm can anyone help me with it?





Read More

September 9, 2009

Mari bersyukur.

| 0 comments
Sudah sampai masanya kita bersyukur. Ya, bersyukur dengan benar-benar bersyukur dan berterima kasih, lebih dari sekadar ucapan alhamdulillah. Kadang-kadang bila lepas sendawa yang bau durian tu.. baru dengar ucapan alhamdulillah. Itupun diucapkan tanpa sebarang perasaan yang benar-benar terdetik dihati, yang mensyukuri nikmat yang dikurniakan. Ia umpama satu ritual. Bila sendawa, mesti cakap alhamdulillah, tapi sayangnya bibir yang bergerak itu tidak selaras dengan perasaan syukur dalam hati.


Soal bersyukur dengan rezeki is one thing, but one thing that is very common among us in this world is the feeling of thankful of what we are today.


How I wish I am smarter

How I wish I am prettier

How I wish I am I richer

How I wish I could trade places with her

How I wish oh how I wish


Sounds familiar to u? It sounds familiar to me. Well not really all of them, but hmm yeah, some of them. But alhamdulillah, I did not get carried away by it. Somehow Allah made me realize that those things are nothing. Allah made me realize that He had actually created me in the very best manner that I should never ever ask for more. When sometimes I feel like I should have been given better life than anyone else, reading this verse in the Quran is just enough to take me back down to earth and really be thankful to Him.



Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka pasti azabKu sangat berat". SQ 14:7




See! Its a promise! And moreover its not a promise from your friend who always said that she's gonna be meeting you in half an hour's time but turns up 3 hours later, but its a promise from Allah, the One who created us and all the creatures in this world. And as a muslim, we must believe that Allah does not break His promise. It is either we are patient enough to wait for more of his nikmat to come.


It is weird though that some people tend to forget Allah when He already showered them with all the nice things in this world. Dan pelik juga bila ada orang yang hanya rajin ingat Allah bila nak exam atau bila berada dalam kesusahan. Atau pun dah tak pelik dah since this thing is so very common in our society. The question now is, adakah Allah itu hanya wujud bilamana kita dalam kesusahan? Dimana pula Allah bilamana kita diberi kejayaan yang cemerlang dalam peperiksaan, dinaikkan pangkat dalam pekerjaan atau tiba-tiba diberi durian runtuh oleh majikan?


One thing we need to realize is, Allah is everywhere people. Yup, EVERYWHERE! And that means He is with you all the time. So why should we left Him out whenever we get what we want and only start seeking Him when we need something from Him? Seumpamanya kita menganggap Allah itu sekejap ada, sekejap tak ada.


And one more thing. When I keep thinking why and why I did not get what the others get. I found the answer.


If I was created as the smartest person in this world today, I would probably travelling all around the world, forcing people to admire me for creating/ finding new things with the high IQ level I have-na'udzubillah. Riak, ujub di situ.


If I was created as the prettiest girl in this world, I would have been busy attending photo shoots or maybe doing catwalking today-na'udzubillah. Pendedahan aurat, maksiat di situ.


If my pocket is full of money until it becomes as thick as a dictionary, I would probably buying things according to my nafsu without even thinking the relevance of buying them all-na'udzubillah. Shaitan's good friend I must say.


And most importantly, if I really get what I want to get, I will never ever be me today.


I'm not saying that me today is a perfect person with nice heart In fact, im FAR from perfect.. I make mistakes too u see, but what I want to stress out here is that it is okay if we dont get what we want because Allah has the reason for arranging our lives in such a way. It is just enough for us to be blessed with nikmat iman dan islam, because with those two, we can face whatever obstacles that are about to come. Chill.. Dont worry about what people may think of you because of how imperfect you are in their eyes, but instead lets just worry about how imperfect you are going to be seen by Allah if you have all the things in the world with you today. Dengan itu, marilah bersyukur ya. Setakat ini dulu. Wallahu'alam


The nikmat given by Allah to me that I am very very thankful for it. Can never trade it with anything.
p/s: ade sorang lagi abang sbnrnye, tp die x dpt cuti utk join kami makan angin time ni.. sian die..

Read More

August 30, 2009

Bunsen burner T_T

| 4 comments

Haih... penatnya pusing-pusing cari bunsen burner ni. Cadangnya nak beli spirit lamp yang senior cakap ada jual kat seksyen 14 di Petaling Jaya. Jadi bila ayah jemput dari UM semalam nak la singgah sekejap dan beli kat situ. Tapi ayah nak cepat, ada hal katanya lepas Asar nanti, jadi saya pun berangkatlah pulang ke rumah dalam pukul 3. 40 macam tu, dengan harapan boleh cari spirit lamp atau bunsen burner di area Selayang.


Lepas Asar dan dah sampai kat rumah, tengok-tengok ayah ada lagi kat rumah. Aik.. kata ada hal tadi, tak jadi ke meetingnya ( ayah kalau takde kat rumah selalunya sebab attend meeting di masjid). Rupa-rupanya takde meeting pun. Ceh. Dan hal yang dimaksudkan tu sebenarnya sebab nak pergi bazaar Melawati, nak beli kuih tepung pelita. Haha. Ayah.. ayah, kalau dah mengidam tu, lautan api pun sanggup direnangi.


Dan lepas tu kami pun berangkatlah ke bazaar tu, harap-harapnya boleh lah jumpa bunsen burner di kedai hardware di Melawati. Jumpa memanglah jumpa, tapi harganya pulak sampai beratus ringgit! Adoi.. terus cancel beli. Spirit lamp pun takde kat kedai tu, yang ada cuma panjut yang orang pasang kat keliling rumah masa nak dekat raya tu.. ha yang tu adalah. Takkanlah nak buat record block di perkarangan rumah pulak kan. So, lawak ayah yang suruh beli benda tu memang kena tolak mentah-mentahlah. Huhu.


Oh lupa pulak nak cerita kenapa saya perlukan spirit lamp tu. Sebenarnya kami kena siapkan projek prosthetic- complete denture (gigi palsu yang lengkap). Dan tak boleh nak guna lilin sebab nak guna api yang warna biru so that wax tu nanti tak lah warna hitam. Memandangkan saya banyak lagi tak siap, jadi kenalah siapkan di rumah.. cuti 3 hari kan.. rugi pula kalau tak manfaatkan.


Ini lah sebahagian bahan-bahan yang diperlukan untuk buat record block, salah satu step sebelum complete denture dapat disiapkan.


Memandangkan bunsen burner tak beli sebab mahal, spirit lamp pulak tak jumpa, construction of my record block tomorrow hanya akan menggunakan api dapur. Yeah!! Ni pun lepas dah dapat nasihat daripada cik ezza yang katanya record block dia menjadi bila dia guna api dapur. Dan harap-harapnya ibu pun taklah marah bila tengok dapur dia kena tumpahan wax. Huhu.


Ok, sampai sini dulu. Doakan urusan saya dipermudahkan esok, dan juga pada hari-hari akan datang ya.






Read More

August 20, 2009

Sinonimkah?

| 1 comments







Ahlan ya ramadhan! Wah, tak terasa sungguh dah setahun Ramadhan yang lalu ditinggalkan. Kini Ramadhan menjelma lagi, membuatkan kita membina 1001 hajat dan semangat untuk melalui bulan ini dengan sebaik-baiknya. Saya juga macam tu. Berkobar-kobar ni. Dan harap-harapnya semangat ini tak luntur sampailah habis Ramadhan nanti, inshaAllah. Sesungguhnya Ramadhan bukanlah sebenarnya bulan peperangan dengan diri dan nafsu kita sendiri, sebaliknya ia bulan untuk mempersiapkan diri menghadapi sebenar-benar peperangan untuk 11 bulan yang akan datang.


Entri kali ini bukan tentang Ramadhan, sebab saya pasti ramai sahabat di luar sana yang banyak pengetahuannya tentang kelebihan ataupun hikmah bulan ini yang boleh dikongsikan kepada semua. Tapi ia tentang tabiat manusia yang selalu berlaku di sekeliling saya. Entahlah. Saya suka perhati di sekeliling saya dan selepas itu terjemahkan dalam bentuk tulisan (cewah.. padahal baru je start blogging ni pun :p). Dan yang pasti, bukanlah niat saya untuk menghukum, jauh sekali mencela sesiapa sebab tujuan saya tulis ni pun untuk menegur diri saya yang asyik sangat buat silap ni. Haihh~


Sinonimkah ya perempuan dengan mengumpat? Bukan apa, kalau tengok perempuan berkumpul sikit, dan ada lelaki yang lalu.. selalu dia cakap macam ni.. "Haa.. buat ketupat la tu!" Saya taklah kecil hati kalau betul kami ni buat ketupat dan dia nak tegur atau nak rasa sikit ketupat tu, tapi yang dimaksudkan dengan ketupat oleh si lelaki tadi tu bukanlah ketupat yang boleh dimakan dengan kuah kacang ataupun lodeh tapi sebaliknya aktiviti mengumpat. Aduhai lelaki.. lain kali husnuzzhan sikit ye?


Tapi kalau difikirkan balik, lelaki itu mungkin hanya menyuarakan apa yang dia rasa. Ataupun apa yang sering dia lalui. Mungkin dia pernah/banyak kali terdengar perempuan yang ramai-ramai mengumpat dan tak pasal-pasal perempuan-perempuan yang dilihatnya berkumpul, semuanya dikira melakukan aktiviti mengumpat. Dan ini membuatkan saya merefleks semula diri saya. Adakah saya pernah berada di kelompok itu? Kelompok yang pada awalnya bersembang, tapi lama-kelamaan sembangnya lebih kepada hal orang lain, dan bukan tentang perkara yang bermanfaat.


And to my offense, the answer is yes. Astaghfirullah.. may Allah forgive me! Kadang-kadang kita cuba untuk lari daripada mendengar cerita tentang orang lain, tapi tak jumpa alasan untuk pergi dari situ, dan lidah ini pula seakan kelu nak bersuara. Kelu untuk menyeru orang di sekeliling kita untuk berhenti. Kelu untuk katakan setiap butir perkataan yang keluar dari mulut kita ini dihitung dosa pahalanya. Astaghfirullah.. ternyata iman saya masih lemah dan akhirnya, saya hanya mendengar cerita-cerita yang disampaikan. Again, may Allah forgive us all. Akan kucuba perbaiki diri ini ya Allah..


Ada juga orang yang bila ditegur, responnya selalu "Eh.. mana ada mengumpat, ni benda betul ni.." Hakikatnya, benda yang betul itu pun, bila menceritakan keburukan orang lain, itu masih dikira mengumpat kan? Kalau ceritanya tak betul, fitnah namanya tu.. Saya tak punya pengetahuan agama yang luas, tapi daripada apa yang saya pelajari, kita hanya boleh mengumpat apabila untuk selamatkan keadaan. Maksudnya, kalau kita pasti dan ada bukti yang kukuh seorang rakan kita ni seorang pencuri, maka haruslah kita sampaikan kepada orang lain supaya mereka lebih berhati-hati dengan si pencuri tadi.( tolong betulkan ya jika saya salah)


Malangnya, aktiviti mengumpat seakan-akan menjadi norma dalam kehidupan seharian kita. Kalau di hari-hari perayaan, bila dah berkumpul ramai-ramai tu, memang banyak benda yang dibualkan, termasuklah hal-hal orang lain yang tak patut diceritakan. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:



Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang mengunjing sebahagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang. Al-Hujurat:12.


Walaupun dalam ayat di atas tidaklah disebutkan mengapa/sebab kita tidak dibenarkan mengumpat orang lain, namun realiti kehidupan hari ini telah pun membenarkan larangan Allah dalam ayat di atas. Sebagai contoh, kita dapat melihat bagaimana kesannya umpatan seseorang kepada seorang yang lain. Bagaimana umpatan yang dibuat menjadikan kehidupan seseorang bercelaru kerana orang lain memandangnya dengan sinis, dan bayangkan perasaannya jika dia tahu orang lain memperkatakan yang buruk-buruk tentang dirinya? Pasti susah untuk dia berdepan dengan orang lain, dan akhirnya perasaan benci-membenci mula wujud dalam ummah kita. Aduhai.. siapalah kita untuk menghukum orang lain. Jika benar dia ada keburukan, tegurlah secara berhikmah. Kalau keburukan itu bukan daripada dirinya (ada masalah keluarga, pelajaran.. etc) tak perlulah untuk dibincangkan bersama orang lain. Sebabnya dia tak tau pun apa yang diumpatkan dan yang paling penting, ia sama sekali tidak mengelokkan keadaan, malahan dapat menyebabkannya bertambah buruk.


Secara jujurnya, takut juga untuk post entri ini. Takut-takut apa yang ditulis ini akan diuji oleh Allah ke atas saya suatu hari nanti. Namun, seperti yang dikatakan tadi, saya menulis ini untuk menegur diri sendiri sebenarnya. Kalau-kalau suatu hari nanti terlajak cakap, sekurang-kurangnya saya ingat yang saya pernah menulis tentang ini, dan saya MESTI mempraktikkan apa yang saya cakap. Dan anda yang baca entri ini, saya sangat-sangat mengalu-alukan teguran anda jikalau ada kesilapan yang saya lakukan suatu hari nanti. Mungkin Ramadhan ini adalah titik tolak terbaik untuk jadi diri kita yang baru? Setakat ini dulu. Wallahu'alam..





IZ: Err pelik pulak tgk combination warna ni. Takpela, sekali sekala cuba kelainan. Hee :D



Read More

August 15, 2009

Semester Break!!

| 3 comments
Hurray! Its semester break once again! I've been waiting for this for soo long. Hehe. Life lately has been pretty hectic. I was too tired that sometimes I ended up sleeping at 10 o'clock and woke up the next day, blaming my self for wasting my time sleeping and not studying. But when I come to think about it, we are not robots, of course we need break. Even robots need break to recharge themselves. Just make sure its not too much. And I'm still blaming my self now for waking up at 11.15 this morning (I've performed my subuh prayer ok) yet I know my mum is going to fetch me up soon and I have TONNES of works to do; to clean my room, move my stuff to another room as I'm moving to a new room after this break ends, packing up books to bring home ( like I'm really going to read them all this hols, but I really hope I do. *wishmewishme). But wait, I'm wasting my time right now too by blogging here. Uhh.. izyan izyan.. you really need to learn to manage your time properly. Takpela, balik lewat sikit hari ni. When the feeling of wanting to write comes, it just can't be stopped.


This semester break I assume is not going to be as same as the previous ones.. the reason is because kak tini had gone back to Indonesia, thus it left my sis and me to do all the household chores. Okay, now I dont feel like going home anymore. Haha no, I was just kidding. I dont mind helping out as long as I still have time to enjoy my self at home. My sis had been doing the chores since kak tini left (this is because she was unemployed before so my parents pitied her and hired her as our maid instead) and I know she needs a rest too. Therefore, I need to make a schedule, what time should I work, study, going out.. so that this holiday is not going to be a waste of time...


SHOOT! Ibu just called and she's almost here. I havent even started packing!! I really need to go now. Wish I can write more though. Till then!

Read More

August 7, 2009

Be nice does not harm you

| 3 comments
Pernah tak dalam hidup anda, anda rasa penat untuk buat baik? Ok, jujurlah dengan diri masing-masing. Sebab jika saya katakan dengan jujur, saya memang pernah rasa macam tu. Saya pernah rasa peritnya bila kita buat baik dengan seseorang, tapi dia tak pernah pula nak hargai apa yang pernah kita lakukan untuk dia. Sampai ada satu masa tu mulut dia begitu lancang kutuk kita pun ada. Saya pernah rasa macam tu. Dan selalu rasa untuk lepaskan apa yang saya rasa dalam hati ni dan cakap depan-depan dia apa yang kita rasa. Tapi saya tak punya kekuatan untuk itu. Maka. saya hanya diam dan biarkan perkara itu berlalu.


Masa berlalu. Saya masih belum ada kekuatan untuk suarakan apa yang saya rasa. Tapi satu perkara yang perasan lama kelamaan, dia tak lagi macam tu. Kata-kata dia bukan lagi yang menjengkelkan. Pendek kata, dia BAIK terhadap saya. Pelik kan. Tapi itulah yang terjadi. Sekarang memang saya sangat bersyukur sebab saya tak pernah diberi kekuatan untuk berdepan dengan orang. Sebabnya bayangkan kalau saya marah dia hari tu, boleh jadi dia kecil hati dan tak mahu lagi jumpa dengan saya.


Pengalaman-pengalaman macam ni buat saya belajar yang manusia itu boleh berubah. Berubah kepada kebaikan atau keburukan, itu bergantung kepada tuan punya diri. Tapi kita sebagai rakan atau insan disekelilingnya jangan cepat sangat melatah atau berprasangka. Jika dia tidaklah sebaik mana, kita doakan supaya dia berubah menjadi orang yang lebih baik. Jika dia suka sangat cakap tentang keburukan kita dan orang lain, kita diamkan saja dan kalau mampu, kita tunjukkan contoh yang baik kepada dia; beri dia hadiah, puji kelebihan dia, ambil tahu perkembangan dia.. nanti lama-kelamaan dia pun segan nak cakap buruk-buruk pada kita.








Teknik ni sebenarnya agak sukar, sebab perlukan kita untuk telan saja kejahatan orang pada kita, tapi kita kena ingat yang 'good things will never come easy'. Istiqamahlah dengan apa yang kita cuba tunjukkan pada dia, inshaAllah Allah akan bantu kita menghadapi kesukaran itu dan bantu untuk mengubah dia pula.


Orang selalu cakap tak perlu untuk baik sangat dengan orang. Alasannya mungkin 'Alah.. takkan kita nak biar dia pijak kepala kita pulak!' Hmm itu mungkin betul, sebab kita kena tegakkan pendirian kita KALAU kita di pihak yang betul. Tapi lepas tu bermulalah permusuhan dua muslim, yang orang kafir akan gelak dan seronok bila tengok. Kadang-kadang orang duk marah atau tak suka kita tu sebab kesalahan kita juga. Jadi perkara terbaik untuk mula-mula sekali kita lakukan ialah cermin balik diri kita. Kalau kita sedar kita salah, cepat-cepat perbaiki. Tak perlu egois.


Alhamdulillah saya pernah diberi peluang untuk menyertai training ESQ 165, beberapa bulan yang lalu. Dalam kursus tu, saya tertarik dengan satu formula matematik yang diaplikasikan, yang apabila apa-apa nombor kalau dibahagi dengan kosong, akan mencapai nilai infinity atau ketakterhinggaan. Formula ini dinamakan 'zero mind process' Maksudnya, jika hati kita kosong, bersih dari segala prasangka, kita pasti akan mampu mencapai tahap yang tersangat baik iaitu infinity. Biarlah orang nak cakap apa sekalipun, hati kita kekal bersih, sebab apa yang penting, kita cuba untuk menjaga ukhwah antara kita dan cuba untuk meraih redha Allah, biarpun perit sikit pada awalnya.


Saya akui, memang fitrah manusia untuk tak nak buat sesuatu kalau tak dapat ganjarannya. Dan sebab itu susah untuk orang buat baik sebab dia tak nampak apa hasilnya kalau dia buat baik. Tapi kita kena selalu ingat, di kiri dan kanan kita ni malaikat raqib dan atid akan SENTIASA mencatat setiap amalan dan keburukan yang kita lakukan. Maka tak perlu lagi kita ragu-ragu untuk buat kebaikan sebab balasannya ada, tapi sudah tentu bukan sekarang. Hmm kalaulah orang boleh nampak malaikat dengan mata kasar kan...


Read More

July 25, 2009

3 Minggu Yang Berlalu

| 0 comments


Hmm dah 3 minggu saya menjalani kehidupan sbg pelajar tahun kedua jurusan pergigian. Jujur saya katakan, bahang stress tu dah mula terasa. Serasa baru saja nak adapt dengan sistem pembelajaran masa tahun 1 dulu, sistem pembelajaran sekarang ni is totally different! Kebanyakan masa kami dihabiskan di lab dan semua orang berlumba-lumba nak siapkan projek secepat mungkin.

Kalau dibandingkan dengan tahun 1 dulu, saya akui tahun 1 juga memang mencabar. Tapi mencabarnya tu bukan dari segi kesuntukan masa untuk menyiapkan projek dsb, (okay la mungkin ada sikit kesuntukan masa dan penat berulang alik dari fakulti pergigian ke fakulti perubatan) tapi mencabarnya itu dari segi subjek yang dipelajari susah nak score, ditambah pula dengan sistem grading lecturer yang strict. Adoi.. memang menangis la masa mula-mula dapat result exam dulu. Tapi bila masa berlalu pergi, kita pun mula belajar. Mula faham kehendak lecturer dan kehendak soalan dan sedar tak sedar, dah habis pun year 1. Saya tamat tahun pertama, alhamdulillah. Tapi tidaklah begitu cemerlang. Walau macam manapun, saya bersyukur, sebab kalau dibandingkan, masih ada lagi rakan-rakan yang belum lagi dikurniakan rezeki untuk berjaya.


Year 1 class, 2008/09


Naik tahun kedua, saya jangkakan keseronokan yang digembar-gemburkan senior. Tapi sampai hari ini pun saya belum temui keseronokan tu. Bila di lab, semua orang tak kisah kiri dan kanan lagi, yang penting, projek mesti disiapkan secepat mungkin. Dan saya, yang hand skill nya tak berapa bagus ni memang selalu ketinggalan. Apatah lagi bila cubicle-mate kita dah laju meninggalkan kita. Kerja yang mula-mula ok dah jadi tak ok sebab panik yang mendatang. Bila tunjuk kat lecturer hasil kerjanya, memang kena bambu la. Tapi itu hak mereka nak marah. They expect the best from their students. Hmm tapi kira okla kena marah dengan lecturer daripada kena marah dengan patient nanti. Silap haribulan kena saman, lagi naya.

Selama 20 tahun roh dan jasad saya bersatu, saya cukup kenal siapa diri saya. Saya bukanlah dilahirkan sebagai seorang yang gifted dan cemerlang dalam banyak bidang. Apa-apa yang saya dapat, saya berusaha keras untuk itu dan selebihnya hanya Allah yang menentukan sama ada saya layak atau tidak mendapat kejayaan. Walaupun kadang-kadang cemburu tengok kawan-kawan yang cemerlang walaupun tak berusaha mana, solat dan ibadahnya pun tunggang langgang, tapi masih lagi lebih berjaya daripada saya. Namun lepas tu cepat-cepat beristighfar. Ini semua rancangan Allah. Siapalah kita nak mempersoalkan semua itu. Walaupun perjalanan hidup saya tidak selancar orang lain, di penghujungnya nanti saya pasti akan ada juga sinarnya.

Kadang-kadang selalu juga tanya diri sendiri, kenapa ambil course ni in the 1st place. Saya sebenarnya dah lama sedar yang hand skills saya tak berapa bagus. Nak kata minat pun tak la minat sangat sebab memang tak ada pendedahan tentang course ni masa di sekolah dan asasi dulu. Ibu dan ayah pun tak pernah paksa. Cumanya saya rasakan memang dah tertulis di Lauh Mahfuz saya di sini, belajar tentang gigi, bahagian mulut, kepala dan leher. Maka saya mengikut gerak hati saya untuk memilih bidang ni dan kalau orang tanya kenapa ambil, saya sememangnya tak tau kenapa. Kehendak itu datang dengan sendiri.




My cubicle- mate, hsin yuan with her dummy


Sekarang saya dah pilih jalan ini, seharusnya saya tak menoleh lagi ke belakang walaupun kadang-kadang terasa saya tak mampu lagi berdiri, sebab Allah dah janji, takkan bebankan kita dengan sesuatu yang tak mampu kita hadapinya. Tentang hand skills, inshaAllah ia boleh diperbaiki, cuma saya perlukan sedikit masa untuk itu. Maka dengan itu, saya takkan berputus asa, terus pandang ke depan dan berusaha memberi khidmat dan rawatan terbaik kepada masyarakat yang meletakkan kepercayaan kepada saya untuk meneroka oral cavity mereka!
Read More

July 11, 2009

The martyrdom of Allahyarhamah Marwa Al-Sherbini

| 0 comments
Innalillah..I was startled and so sad when I read about what happened to our sister by faith, Marwa Al-Sherbini. She was a victim of racism in the country of German,that is well-known for its hi-tech stuff and so called civilised people yet has very very low respect for human rights. The late Marwa, 3-month pregnant was stabbed in a courtroom by a man who insulted her religion, calling her terrorist and tried to remove the hijab she wore. But what hurts me the most is that there was nobody, in that full courtroom, to stop this man from stabbing her. It was 18 stabs for god's sake! Oh yeah, the policeman was there, he let out a gun shot too, but it was not directed to the guy who attacked her, but instead, to her husband who tried to save his wife. Well congratulations mr. policeman, you sure do get yourself promoted for your SMART act and EMPATHY that lies in your heart.


Alhamdulillah this such case has never happened in my country, or at least I have never heard about it and wishes it will never happen. As the number of muslims in this world is growing, I realize that the hatred of non-muslims towards the muslims are also increasing. During my free time, I just love to watch the talks by muslim scholars and nasheeds at youtube and there will always be people who make fun and insult the muslims although the video has got nothing to do with them. A video about a boy reading the Quran and I just dont know how on earth can they make a conclusion saying that innocent boy is going to turn up into a terrorist one day. Err I beg your pardon, there is no evidence for you to say so and for your information, those people who read the Quran and really understand about it are the ones who are not going to become a terrorist. But somehow, I also feel pity to these people (the kafirs) because some of them dont know about Islam and just let themselves being manipulated by the western media.



I believe that many of us realize about this. Thus, it left us with one question. What are we gonna do about it? Now that we know many non-muslims dont like us, make efforts to change that! Nabi Muhammad s.a.w had left us 2 precious things that are going to guide us for the rest of ourlives; the Quran and sunnah. By understanding the Quran and practising the sunnah, each and every one of us will have a peaceful life and beautiful attitude. Go check nabi Muhammad's sirah. He never insulted the musyrikin who insulted him, but instead showing them his most beautiful attitude by visiting them when they sick and helped them when they need help. Therefore, we should never pray for the people who insult Islam to rot in hell though we really want them to, but pray to Allah so that Allah will shower them with hidayah and forgive their ignorance.



Though in the case of Marwa I know she must be a good muslim woman and tried to practise the religion as best as she could, then you may wonder why still there are people who hate her? I dont have the answer for that, but Allah does. He is the one who knows what exactly in our hearts and minds right now. But hmm I dont know, that man probably hold a grudge towards her about something. Well even muslims and muslims still hold grudge on each other today, let alone muslims and non-muslims. To Allyarhamah Marwa, may Allah grant you jannah and I just want you to know that your martyrdom will always become my inspiration- to stand firm by our faith no matter what awaits us. May your soul rest in peace...
Read More

About Me

25. Aim to live with the principle of to love for others what I love for my self. A dentist by profession. A Muslim by religion. A Dai'yah by action ( well at least that's what I hope I am) My writings are usually of reflections on matters happening around me.

Recent Posts

Followers