• Korea Selatan: Pandangan Sisi Dari Seorang Muslimah

    Written by Izyan Zainuddin  December 14, 2010   Comments »

    Syukur alhamdulillah, 4 hingga 11 Disember yang lalu, saya dan keluarga berpeluang untuk melancong ke Korea Selatan. Pengalamannnya, memang tiada tandingan. Walaubagaimanapun, benarlah kata pepatah, hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, lebih baik di negeri sendiri.

  • Moist Banana cake

    Written by Izyan Zainuddin  May 26, 2011   Comments »

    Terbaru, saya sempat buat moist banana cake yang saya rasakan adalah satu kejayaan sebab dulu pernah juga saya buat kek pisang , tapi bila dah masak jadi macam bingka pulak :(Anyways, resepi ini sangat mudah. Kalau tak ada mixer, guna saja spatula untuk mengacau. Dan kalau tak ada oven, guna saja pengukus...

  • A Glimpse of Jalan TAR

    Written by Izyan Zainuddin  February 15, 2011   Comments »

    Saya selalu suka untuk 'bersightseeing'. Jadi, bila diajak untuk teman kakak saya beli tudung di Jalan TAR, sudah tentu saya tak menolak. Bukan nak beli barang sangat pun, tapi saja nak lihat keadaan di sana sebab dah lama sangat tak ke Jalan TAR, tambahan pula sekarang tengah cuti seminggu. Perfect timing, tak perlu pening dulu fikir pasal kelas dan klinik....

  • Kita Masih Belum Faham

    Written by Izyan Zainuddin  May 28, 2010   Comments »

    Kemenangan Rima Fakih dalam Miss USA baru-baru ini telah mencetuskan kontroversi. Rima, seorang Arab-American telah dinobatan sebagai pemenang dalam pertandingan ratu cantik dan memewaskan puluhan yang lain. Tapi, kenapa kemenangan Rima mencetuskan kontroversi ya?

November 12, 2011

Strong Heart

| 2 comments
Bismillah

Thursday evening. Nothing to do. So I switched on the tv and there was this show called 'Strong Heart' at OneHD, a variety show that invites the guests (Korean stars) to talk about about their painful experiences in their lives, hence the title Strong Heart.

Many of them did share their sad memories, some of them related to their job scope as stars and personalities in the world of entertainment, and some shared their ups and downs before achieving popularity and stardom. So yes, I admit some of the stories are sad and I respect their determination to get up and not giving up their dreams despite the tribulations they had to face at the beginning




                                                                credit


And so there was this guest, a young artist who shared about her 'painful' experience. You may wonder why did I put that (') sign. Ok here's her story, this actress ( I forgot her name) mentioned that she started to do modelling at the age as early as 10. At that time many people wanted to take her as model, thanks to her beautiful face. So she was a hit. As time goes by and she started to reach puberty, she experienced some changes with her physique, (come on, we all do) but much to her dismay, the changes that she experienced was not something that she desired. Her face looks slightly chubby and her jaw looks a bit.. hmm how do I say.. hypertrophic? So it causes her face to look a bit square-ish.


Since then, she hardly got any offers from magazines to be their cover girl, let alone to get a chance to star in films and dramas. And it affected her, a lot. She did not get out from the house for months, it affected her sleep and not to forget, her appetite. And after years living in anxiety and worry of her look, she then decided to do a plastic surgery. To correct her jaw of course.

Now, what is the moral of this story? To get a plastic surgery if there're some parts of your body that you dont like?

If your answer is yes, then it is a MUST for you to read this entry until the end.

You see sisters, many of us are facing the same problem, be it in Malaysia or anywhere else in this world. When people started to make comments of our look, we feel down, and keep thinking about it as if our lives revolve just around these people. The fact that many of us are depressed because of what these people said is rather sad to me. To my sisters in faith, just in case you are facing the same problem, here's a good news Islam wants to tell you.



So lose not heart, nor fall into despair: for ye must gain mastery if ye are true in Faith (Ali-Imran:139)



See? In this beautiful religion, how do we look is not important, but the level of your iman is the one that's counted. Allah (exalted as He is) is fair. He never judge us with something that we and people around us do not have the same capability to achieve. Meaning here, some of us  maybe lucky to have beautiful feature or to be born to a rich family and so you feel sad and starts blaming God (na'udzubillah) because you don't have that same ability to be rich or to be beautiful. But thats the point here. Allah will only reward you based on what everybody can achieve- rich or poor, beautiful or ugly- that is the level of taqwa.

And here's another hadith.


Prophet Muhammad(pbuh) said 'Allah does not look at your appearance or your possessions; but He looks at your HEART and your DEEDS.'  (Narrated by Abu Hurairah and Muslim)



This actress that I'm talking about might be feeling depressed because she does not know what Islam offers ( as she is not Muslim), that is to have redha and be thankful. And yes, even many muslimahs also feel sad and anxious with their appearance because many of us have not made Islam as our way of life. We feel too lazy to understand what this deen teaches and gain knowledge about it, not knowing that the more we understand Islam, the more calm and patient we can be.

When I think about it, it is just disheartening to see how this world can break us. But then again, it only happens when we ALLOW it to break us. I've met many people in my life who's feature might not look cute or beautiful or handsomel to some people, yet when they speak and when you get to know them better, I couldn't stop myself from praising Allah for creating such beautiful creature. It is like their inner beauty have overpowering the beauty that everybody so busy to take care of.

But don't get me wrong sisters. It is not prohibited in Islam to take care of our physical beauty. Besides, Allah Himself is beautiful, and He loves beauty. But once we are too obsessed with it until plastic surgery is a treatment of choice, that is when thing starts to be wrong . So I think I've made my point clear enough. If anybody does not appreaciate you because of how you look, let them be. Because in the end, like what Sr Yasmin Mogahed's once mentioned, it is not the creation that you want to please my dearest, but above all, He- the Creator. So, chill! ^^



'So often that we look into the mirror and feel worry of how we look from other people's sight. But, how often do we put a mirror in front of our heart, and feel worry of how does it look from Allah's sight?'

Read More

November 8, 2011

Akhlaq : Senang teori, sukar praktikal

| 4 comments
Bismillah


Dalam banyak-banyak topik dalam mata pelajaran Pendidikan Islam di sekolah rendah dulu, saya paling suka topik akhlaq. Di sekolah agama pun sama. Sebabnya, berbanding topik seperti fiqah, tauhid dan tajweed, matapelajaran akhlaq tidak begitu memerlukan kita untuk menghafal banyak fakta dan info. Atau dalam bahasa lainnya, boleh jawab dengan logik akal berdasarkan kefahaman kita terhadap sesuatu topik itu. Jawapannya juga subjektif, agak sukar untuk ustaz/ustazah 'claim' yang jawapan itu bukan jawapan kepada soalan yang ditanya.


Jadi ketika exam PSRA (Penilaian Sekolah Rendah Agama) dan UPKK (Ujian Penilaian Kelas Kafa), maka agak mudah lah juga untuk score bab akhlaq tersebut. Cuma.. cuma, bila dah besar ni baru perasan yang mengaplikasikan akhlaq yang ditulis di kertas-kertas jawapan adalah jauhhh lebih sukar daripada menulis dan memuntahkannya semata-mata.


Ok, kisahnya macam ni. 


Saya dan keluarga baru saja pulang dari makan di sebuah kedai. Jadi tadi kami pun membuat pesanan kepada cik waitress yang datang ke meja kami.


Cik waitress: Minum? (wajah serius)
Ayah: Teh ais dua. Teh o ais dua 
Ibu: Jus tembikai laici satu
Cik waitress: Jus habis (masih serius)
Ibu: Oh jus oren lah macam tu 
Cik waitress: ..... habis (masih serius. Kerana keadaan kedai yang agak bising, saya gagal menangkap apa yang dikatakan cik waitress pada awal jawapannya. Hanya perkataan habis yang saya dengar di belakang).


Disebabkan tak berpuas hati sebab Ibu tak dapat apa yang dihajatinya, lantas saya bertanya


'Jadi jus apa yang ada ya?'


Maka jawapan cik waitress adalah... jeng3


'Jus habislah! Faham-faham lah yang sekarang ni musim raya!'

Aduh. Sungguh. Terkedu saya dibuatnya dengan jawapan yang diberikan. Belum pernah seumur hidup saya dimarahi oleh orang yang mengambil pesanan di kedai-kedai. Dan dalam hati saya juga macam nak balas je jawapan yang diberikan kepada saya dan ibu saya. Tapi disebabkan terkejut dengan respon yang tak diduga seperti tembakan.. bukan, seperti bom atom yang dijatuhkan dari udara yang tenang mungkin, lidah saya langsung jadi kelu.


Astaghfirullah. Apa yang saya sedar ketika itu, selera saya terus mati. Dan disebabkan perangai saya yang cepat sangat terasa, macam terasa mata saya semakin panas, kabur dan macam ditakungi air mata yang saya pun tak tahu kenapa ia perlu bertakung di kelopak mata saya hanya kerana perkara remeh seperti ini. Sobs.


Tapi mungkin inilah cara Allah mentarbiyah saya. Kalau perkara seperti ini tak serius, saya mungkin tak kisah dan tak merefleks kejadian tersebut. Subhanallah, syukur untuk hati yang 'fragile' ini. Dan hakikatnya bila difikirkan, sungguh, akhlaq yang baik itu sangat sukar diamalkan macapada ini. Marah memang marah, namun saya sangat bersyukur kerana Allah telah membantu saya untuk tak balas jawapan yang sungguh 'rude' itu. Walaupun saya jelas akan hak saya sebagai pelanggan untuk meminta dia berbudi bahasa kepada kami sekeluarga, tapi alhamdulillah masih ada tompok-tompok sabar yang melekat di hati saya yang menghalang saya daripada menjawab pernyataan dan nada yang kurang sopan itu. Sukar untuk saya memaafkan diri saya yang 'claim' sudah ditarbiyah jika saya tidak berjaya sabar dalam situasi macam ni. Walaupun hampir-hampir je sebenarnya tadi. Huu


Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Baginda sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan baginda tetap menjawab, “Jangan marah.”


 (HR. Bukhari).


Selain daripada hadith ke-16 susunan Imam Nawawi ini, hadith ke-15 juga membahaskan perkara yang hampir sama, iaitu untuk berkata baik atau diam.


Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya

(Riwayat Bukhari dan Muslim)



Alhamdulillah. Alhamdulillah. Terima kasih Allah atas kefahaman yang diberikan. Sukar untuk saya bersabar tadi kalau saya tak pernah dengar dua hadith ni. *dua hadith ni yang duk berlegar-legar dalam kepala saya tadi* Daripada marah-marah, mungkin saya perlu meletakkan diri di tempat kakak waitress tu. Mungkin dia bekerja lama dari pagi, maka emosi dia pun kurang stabil jadi termarah kita pula. Mungkin dia ada urusan keluarga yang perlu dibuat tapi dipaksa bos untuk bekerja sampai malam (memandangkan em, musim raya kan). Mungkin, dan mungkin.. ada banyak kemungkinan yang menyebabkan akak tu bersikap macam tu kan


Apa-apa pun, tujuan saya menulis ini bukanlah nak menyatakan betapa baiknya akhlaq saya ni (wallahi, saya cuma insan marhaen yang punya baaanyak kelemahannya), cuma saya agak terkilan kerana belum ramai Muslim yang betul-betul mahu menjadikan Islam (dan seterusnya akhlaq seorang Muslim) sebagai cara hidup. Doa saya, semoga kakak waitress dapat menjadi kakak yang lebih ramah kepada pelanggan dan sentiasa murah dengan senyuman supaya kakak bolah dapat pahala daripada Allah dan supaya pelanggan kedai kakak tak lari, sebabnya, saya pun macam dah patah hati nak ke kedai akak lagi. -___-


Abu Dharr (May Allah be pleased with him) reported: The Messenger of Allah (PBUH) said to me, "Do not belittle any good deed, even your meeting with your brother (Muslim) with a cheerful face.''[Muslim].


*satu soalan, kalau anda yang membaca berada di pihak saya, apakah anda akan menegur si kakak waitress ini (supaya dia tidak mengulangi perbuatannya kepada pelanggan yang lain pula dan sudah tentu, kerana ia bertentangan dengan ajaran Islam) atau anda akan mendiamkan diri seperti yang saya lakukan tadi. Sebab tiba-tiba terasa ada baiknya juga saya menegur perilaku tersebut. Hmm
Read More

October 27, 2011

Quick update

| 4 comments






Bismillah

I've been silent for a while. Though there are so many things to be shared here, time seems to be so jealous of me that to write/type it down here seems like an impossible mission to be accomplished. But inshaAllah I'll try to put some entries as soon as possible. When Allah has asked us to keep reminding others, I guess nothing should stop us from doing that.


But for now, I have to focus on my study first. And my da'wah responsibility to the community first. And my responsibility as a child first. Huwaa so many things to do. * its okay, take a deep breath izyan* I guess I should be doing things little at a time. Step by step. May Allah make it easy for me so that I wont give up in the middle of this fight. And plus, what more should we do about this life but to keep giving ? Erti hidup pada memberi bak kata Ustaz Hasrizal. So yes, make du'a for me please? :)
Read More

September 20, 2011

Dental Year IV

| 4 comments
Bismillah

So its been a week since the semester reopened. A little bit stressful, which I think is a norm to any dental students. And alhamdulillah I am now staying at 6th residential college which brought me to a realization - that I'm still young! No, not that I mean that I enjoy the fact that I'm young hence I can do anything that I like. No, nothing like that. But what I mean here is, I am seeing lots of young people in this hostel ( I rented a house  before this, thus I didnt see that many people before) and with the blessings given by Allah, these young people can actually do a lot of things.


For instance, the nikmat of having healthy body and brain that is still active, we, the shabab, can actually make the most of this world. It would be just amazing to see we, the young people, unite together, stand in one saff during salah, take care about each other and work for this deen! And wouldnt it be nice to see these young people, rather than to be occupied only with the study, spend some time to discuss about the problem of this ummah and try to seek a solution for that?

I'm not saying that we should not take our studies seriously, but on the other hand, we MUST take it seriously if we really want to change the condition of our ummah.  Studying is one thing, but when we get older and get a scroll of what we've been studying for, it will be just that.. We are young, before the brain stops functioning, before the body is having difficulties in moving, lets do something, for we dont want to be among those who regret their pass.


 Rasulullah saw once said,

“Take advantage of five matters before five other matters: your YOUTH before you become old; and your health, before you fall sick; and your richness, before you become poor; and your free time before you become busy; and your life, before your death.” (Narrated by Imam Ahmad])





Random pic: 1st week of being a year 4 student- witnessed a surgery and couldn't stop my self from admiring Prof Ngeow's gentle way in handling the patient and performing the surgery. Pls make du'a so that I can be as pro as he is.. 
Read More

August 30, 2011

Salam Aidilfitri :)

| 0 comments
Bismillah

Di kesempatan ini saya ingin mengucapkan selamat menyambut Hari Raya Aidilfitri kepada semua yang mengenali diri ini- terutamanya buat keluarga dan saudara mara, rakan-rakan daripada SK 1 Taman Selayang, SMK Taman Selayang, SM Sains Muar, PASUM, rakan-rakan daripada Fakulti Pergigian UM, dan teristimewa buat sahabat-sahabat yang bersama saya di jalan tarbiyah dan da'wah ini.


Saya juga ingin memohon jutaan ampun dan maaf andai pernah terkasar bahasa dan tersalah bicara kepada pembaca blog ini kerana saya hanyalah insan dhaif, tak terlepas daripada melakukan kesilapan. Yang paling penting dan saya hargai, tegurlah saya secara berhemah supaya saya berpeluang untuk menjadi saya yang lebih baik. Semoga Allah menerima amalan kita pada bulan Ramadhan yang lalu dan menjadikan hati kita terus hidup untuk beramal di jalanNya inshaAllah.


Oh ya, sesiapa yang berada di sekitar Selayang atau pun tak kisahlah di mana saja anda berada, jemput lah datang menziarahi saya dan keluarga ya. InshaAllah, kita tautkan kembali silaturrahim :)





 Taqabbal Alallhu minna waminkum wa kullu 'aameen wa antum bikhayr :)




Salam Aidilfitri.

Ikhlas,
Nurul Izyan Haji Zainuddin





Read More

August 28, 2011

Review: Enjoy your life

| 4 comments
Enjoy Your Life!




Bismillah

Masha Allah. I LOVELOVE this book! I know that people usually write a review whenever they have finished reading that certain book but I just have to write it now because it is just too good! (yes, I have only read until the quarter but up until that it is just great, what more until I finish reading the whole book!)

Written by Dr Muhammad 'Abd Al-Rahman Al-'Arifi, this book promises you valid reasons for you to own it. As for me, there are two reasons that makes me really into this book. Well first, I think I've mentioned somewhere in this blog that I really like books that're related to self-help, motivations and communication tips. I've read so many books that are related to that genre before, but none of them really follows what Islam teaches. I mean, we all know that Islam has the answer to everything but I just havent found a book that discusses about communication and at the same time, really follows the sunnah.

So when I got this book, I was like so happy because finally I found one, yeay! Alhamdulillah. To anybody out there who have the same interest as I am, I believe that most of you have heard about Dale Carnegie's How To Win Friends and Influence People. The book has been printed out and sold millions of copies all around the world. I also think that the book is epic- people been talking about it and it has become a reference to many people who involve in this communication field. But after I discovered that Mr Carnegie actually had comitted suicide, I know for a reason that the book, despite its 'successful' tips, had not benifitted him. The reason is obvious, because Mr Carnegie is not an example for us, not a qudwah hasanah to us. Therefore, his practice is not always correct. His inside, at times, suffered.

This book on the other hand, is a compilation of stories and hadeeth of Prophet Muhammad saw dealing with people around him- the children, the women, the poors.. etc and who else should we take as example besides our beloved Prophet? Many chapters that I've read have caused me to smile with how beautiful our Prophet's akhlaq was and at the same time makes me envy the people who got the chance to be around the Prophet during that time...

The second reason would be.. I actually bought this book with my first salary! Well just for your information, I actually did a part time job during this break and as soon as I got the pay, I could no longer stopping my self from going to Mid Valley's MPH and find this book; since I've been wanting to have this book for soo long. Hehe. Hence, this book means a lot to me. :)

Though this book is a bit pricey, but trust me it does worth the money. And of course, money is not the thing that you want to think about when the outcome of having this book is to find yourself to fall in love with our beloved Prophet saw 's manners. Because that's actually what I'm feeling now- that for the first time in my life, though it might not sound logical to many, I'm falling in love with a person whom I've never met, he, Prophet Muhammad saw :)



IZ: Lagi dua hari untuk meninggalkan Ramadhan. Berbaur perasaan di hati. Moga-moga dapat dipertemukan lagi dengan tetamu ini Ya Rabb. Ameen thumma ameen.




Read More

August 23, 2011

Antara saya dan da'wah

| 0 comments
Bismillah

Dahulu sewaktu saya kecil, tak pernah terlintas pun di fikiran saya untuk menjadi pendakwah. Bunyi nya saja macam agak ngeri dan menakutkan. Sebagai kanak-kanak, yang terlintas di fikiran ketika sebut pasal pendakwah adalah gambaran pakcik-pakcik berjubah putih dan garang pula riak wajahnya. Tiada wajah ceria, tiada cerita lucu untuk kanak-kanak.


Sungguh, begitu jahilnya saya tentang definisi dakwah itu sendiri. Namun, itu hanya sewaktu saya masih lagi kecil dan seperti yang saya nyatakan, jahil, tidak tahu.


Masa berlalu. Kini, saya bukan lagi anak kecil. Alhamdulillah, kini ilmu saya juga semakin bertambah. Terlalu ramai sudah insan-insan hebat yang saya temui merupakan pendakwah-pendakwah tegar dan istiqamah. Dan mereka bukanlah pakcik-pakcik berjubah yang garang, tetapi wajah-wajah mereka lembut dan tenang kebanyakannya, juga dari pelbagai latar belakang dan dari pelbagai lapisan umur. Dan apa yang menyatukan mereka tidak lain adalah kerana satu misi, iaitu bersama-sama menyampaikan risalah dakwah kepada masyarakat.

Dalam Al-Quran Allah berfirman:

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".[At-Taubah:71]



Dengan pelbagai serangan pemikiran yang berlaku hari demi hari, mampukah kita untuk bertahan melihat saudara-saudara kita makin lama makin lemah jati dirinya, makin suram cahaya keimanannya? Mendepani dada-dada akhbar kini hanya seperti menyelak buku cerita ngeri dan menyesakkan nafas, cuma yang bezanya cerita ngeri ini seolah-olah tiada penghujung. The iman, sadly, is dying while the ummah is now suffering. Maka ayuhlah kita bersama-sama menyebarkan risalah Al-Haq ini, mengajak mereka yang jauh supaya kembali ke fitrah. Kata Rasulullah.. sampaikan daripada baginda walau hanya sepotong ayat.. sepotong ayat, adakah begitu sukar untuk menyebarkan sepotong ayat itu?


Peluang beriktikaf di masjid UIA pada malam ke-21 adalah satu rahmat kepada saya. Ketika jam 3.15 pagi, mata saya sudah terlalu berat dan meminta untuk direhatkan sebentar. Memandang ke kanan, pandangan saya disambut oleh senyuman seorang jemaah wanita berbangsa Arab yang selepas itu terus tekun dengan hafalan Al-Qurannya.


Dalam hati saya senyum sendiri, kalau tidak kerana Rasulullah saw, para sahabat dan alim ulama yang begitu bersungguh-sungguh berdakwah ke serata dunia, mana mungkin kami di sini, di bawah satu bumbung yang sama, sama-sama berbalas senyuman dan berusaha meraih redha yang Esa.. dan tidur saya di malam itu walau hanya bertilamkan karpet nipis, adalah tidur yang sangat nyenyak saya kira kerana ia bersulamkan harapan. Ya, harapan bahawa saya dan ramai rakan-rakan saya yang lain terus tsabat di jalan dakwah ini demi menghasilan jiwa yang rindukan cinta dan rahmat Ilahi juga dapat menghasilan produk-produk mukmin yang sejati. Perkenankanlah, Ya Rabb.
Read More

August 13, 2011

Jodoh

| 5 comments
Bismillah


Lewat kebelakangan ini selalu saya ditanyakan tentang jodoh. Daripada makcik-makcik yang ditemui ketika berbuka puasa, keluarga saya sendiri dan kawan-kawan pun ada. Sampai saya pun pelik. Sebaiknya soalan itu ditujukan kepada kakak saya yang dah nak masuk ke usia 24 tahun, sedangkan saya baru nak berusia 22 tahun.


Terbaru, saya mendapat panggilan daripada seseorang yang saya hormati yang usianya sudah boleh dianggap sebagai mak cik kepada saya, menasihati saya supaya berhati-hati dalam berkawan dan jangan terjebak dengan lelaki-lelaki yang tak patut. Saya pada mulanya agak terkejut mendapat panggilan daripada makcik ini pada waktu yang dikira agak 'odd', tapi bila perkara yang dibincangkan adalah tentang jodoh maka lagilah saya 'ehhh?'


Mungkin orang-orang yang bertanyakan saya tentang perkahwinan ini adalah orang yang cukup risau sama ada saya akan bertemu jodoh atau tidak. Lebih-lebih lagi apabila saya tidak pernah menunjukkan minat kepada mana-mana lelaki (yang maksudnya tak pernah ada boyfriend), ataupun mereka risau saya tidak dapat bertemu jodoh yang sesuai with my 5'8" height. Aha..!


Satu perkara yang mungkin makcik-makcik ini terlepas pandang ialah, tidak menunjukkan minat untuk mempunyai teman lelaki bukanlah bermaksud kita tak mahu berkahwin. Mungkin bila melihat anak kawan-kawannya sudah berpasangan dia mula risau bila kita tak ada pasangan. Tambahan pula, bila kita berada dalam bidang medical-dental ini, agak kurang waktu untuk bersosial. Mungkin anda yang membaca ini pun pernah mengalami situasi yang sama dengan saya. Dalam Al-Quran Allah berfirman:




(Lazimnya) perempuan-perempuan yang jahat adalah untuk lelaki-lelaki yang jahat, dan lelaki-lelaki yang jahat untuk perempuan-perempuan yang jahat; dan (sebaliknya) perempuan-perempuan yang baik untuk lelaki-lelaki yang baik, dan lelaki-lelaki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik. Mereka (yang baik) itu adalah bersih dari (tuduhan buruk) yang dikatakan oleh orang-orang (yang jahat); mereka (yang baik) itu akan beroleh pengampunan (dari Allah) dan pengurniaan yang mulia  An-Nur:26




Bagi sesiapa yang biasa mengikuti program-program atau usrah-usrah, saya yakin anda pasti sudah biasa dengan ayat ini. Maka untuk mendapatkan jodoh yang baik kita harus mempersiapkan diri untuk menjadi yang terbaik dahulu. Ibadahnya bagaimana, akhlaknya bagaimana. Tapi awas, niat untuk menjadi yang terbaik itu bukanlah semata-mata untuk berjodoh dengan lelaki yang baik. Sebaliknya, letakkan redha Allah di tangga yang pertama. Jodoh itu, dapat atau tidak, perkara kedua. Tapi walau familiar manapun anda dengan ayat ini, malangnya masih ramai lagi yang belum lagi jelas dengannya. Juga ramai lagi yang tak faham dengan konsep penjagaan ikhtilat antara lelaki dan wanita maka disuruhnya kita cepat-cepat mempunyai teman lelaki atau cepat-cepat bawa calon suami untuk diperkenalkan kepada ahli keluarga -_-"


Sungguh, tidak terlintas pun di hati saya untuk menjadi 'tensen' dengan pertanyaan-pertanyaan sebegini.. Ok tipu, sikit tu ada lah. Tapi golongan-golongan yang punyai pemikiran sebegini perlu didakwahi. Bagaimana? Dengan menjaga diri kita daripada mempunyai hubungan yang teman tapi mesra dengan lelaki-lelaki, dan yang paling penting, buktikan perkahwinan yang didasari atas dasar cinta kepada Allah adalah lebih sweet dan bahagia. Nanti bila dah kahwin dan dilihatnya toleransi dalam rumahtangga kita yang tak pernah dating masa mula-mula kenal dulu, mungkin dalam hati mereka mula meyakini perkahwinan tanpa dating sebenarnya lebih bahagia daripada yang berdating. Dan mereka pun tidak lagi mempengaruhi orang lain untuk mempunyai teman lelaki lagi dan maksiat pun berjaya dikurangkan dalam masyarakat yeay!


Walaubagaimanapun, saya masih lagi menghargai concern yang ditunjukkan oleh anda-anda yang gemar bertanya. Kalau ada yang risau, tak perlu risau sebab inshaAllah saya akan cuba berkahwin juga sebelum menginjak ke usia 27 tahun (ameen!) kerana ada satu kata-kata yang sering diulang-ulang oleh ayah saya di meja makan kepada saya dan kakak saya, tak lain dan tak bukan..




'Sesiapa yang tak kahwin sebelum 27 tahun, ayah burn sponsorship' 


Scary much? Well thats my dad. Huhu


'
Dan janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat (yang membawa kerosakan) Al-Israa: 32


Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka; sesungguhnya Allah Amat Mendalam PengetahuanNya tentang apa yang mereka kerjakan  An-Nur: 30




IZ: Sudah masuk ke fasa kedua Ramadhan. Bagaimana agaknya momentum iman dan ibadah kita. Makin laju atau makin layu?









Read More

August 1, 2011

Ramadhan dan Membina Syukur

| 2 comments
Bismillah

Alhamdulillah. Seribu kali syukur kerana sekali lagi kita berjaya ditemukan lagi dengan Ramadhan 1432 H. Subhanallah, tidakkah Allah itu Maha Pengasih sifatNya, masih lagi memberikan kita peluang demi peluang untuk merebut ganjaran di bulan yang mulia ini? Sungguh, rugilah orang-orang yang mensia-siakan kedatangan bulan yang pernuh barakah ini dengan bersifat sambil lewa dalam beribadah, malah kalah dengan godaan nafsu.


Abu Hurairah ra telah berkata: Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda tentang Ramadhan yang bermaksud: “Sesiapa yang mendirikannya (Ramadhan) penuh keimanan dan keikhlasan diampunkan baginya apa dosanya yang telah lalu“.
(Hadith riwayat Bukhari, Muslim, Tarmizi, Abu Daud, Nasai’e, Malik, Ahmad dan Baihaqi)

Kini Ramadhan sudah menjengah, sebaiknya kita utarakan sedikit persoalan kepada diri, apakah perasaan kita ketika datangnya Ramadhan. Rindu kah? Terujakah? Terbeban kah sebab dah tak boleh makan-makan di waktu siang lagi, atau biasa-biasa saja, tiada apa-apa perasaan? Mari sama-sama muhasabah kembali.

Sewajarnya kita sambut Ramadhan ini dengan perasaan teruja. Teruja bukan kerana pada bulan inilah berlakunya pesta makanan dan promosi jualan murah, tapi teruja dengan promosi-promosi yang ditawarkan Allah.



Daripada Ibn Umar, bahawa Rasulullah saw bersabda;

Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa ketika berbuka mempunyai doa mustajab yang tidak ditolak.
( Hadith riwayat Ibn Majah dan Al-Hakim)



Sabda Rasulullah s.a.w :

“(Allah s.w.t berfirman) : Sesungguhnya dia (hamba) meninggalkan makan dan minum serta syahwatnya kerana-KU. Puasa (yang dia kerjakan adalah) kerana-KU. Puasa adalah untuk-KU. Sedangkan, AKU memberi balasan setiap kebaikan itu dengan sepuluh kali ganda sehingga 700 kali ganda kecuali ibadah puasa. Ini kerana, ia (puasa) adalah untuk-KU dan (sudah tentu) AKU sendiri yang akan memberi balasannya”(Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam al-Muwaththa)



Ramai yang tidak sedar yang tinggal dan berpuasa di Malaysia adalah satu nikmat dan rahmat. Pernahkah agaknya terlintas di benak fikiran kita ini untuk berpuasa sehingga 16 ke 20 jam sehari? Tentu tidak, bukan. Puasa dari 5.30 pagi ke 7.30 malam pun dikira lama, apatah lagi sehingga 20 jam.Tapi itulah yang perlu di hadapi oleh saudara-saudara kita di negara-negara yang mengalami musim panas sekarang, yang mengalami waktu siang yang panjang. Atau pernahkah kita terfikir untuk berpuasa dalam keadaan kemarau, ditambah pula dengan masalah kebuluran dan malnutrisi. Tapi bayangkan, itulah yang terpaksa dilalui oleh saudara seagama kita di Somalia dan beberapa negara Afrika Selatan yang lain!

Justeru, dengan kedatangan Ramadhan kali ini, mari sama-sama kita tanamkan sifat syukur yang sangat mendalam dalam diri kita dengan segala nikmat yang dikurniakanNya. Sekiranya saudara kita yang dalam kedhaifan masih lagi cemerlang imannya, punyai graf iman yang seringkali konsisten, mengapa tidak kita yang ada hampir segalanya beribadah seperti mereka, atau sepatutnya, lebih baik daripada mereka memandangkan 'blessings' yang diberikan kepada kita?

Ayuh, mari sama-sama gunakan kesempatan yang diberikan Allah kepada kita ini untuk beribadah dengan sehabis baik! Andai ini Ramadhan terakhir kita, mahukah kita untuk sambil lewa meraikannya?


Till then, Ramadhan Kareem!






IZ: Ingatan untuk diri juga. Mari bersyukur dan mengingati mereka yang dalam kedhaifan. Ramadhan ialah pesta ibadah, bukan pesta makanan ya


Read More

July 22, 2011

Chocolate chip bread pudding with vanilla sauce

| 0 comments
Bismillah

Jadi saya pun mem'baking' lagi. Bukan sebab tak ada sesuatu yang lain daripada resipi untuk dikongsi bersama, ada banyak sebenarnya yang bermain di fikiran saya ni. Tapi apa kan daya, masa sejak akhir-akhir ini macam cemburu benar dengan saya. Jadi dengan masa yang ada ini saya buatkan entry yang cepat siap dan juga bermanfaat untuk saya ( sebab saya juga berhasrat menjadikan blog ini sebagai buku rujukan memasak saya) dan juga untuk anda yang suka masak dan makan dan bagi orang lain makan ^^



Buat pengetahuan anda, dah 3 kali saya buat bread pudding ni dan setiap kali saya buat alhamdulillah laju je habis. Maka adalah begitu 'selfish'nya saya jika saya tak kongsikan resipi yang membawa kegembiraan kepada orang lain ni dengan anda semua yang membaca. Kesimpulannya bukan lah saya yang pandai masak tapi resipi ni memang kena dengan semua orang sama ada family, kawan-kawan atau pun saudara mara sebab saya selalu pelik kalau orang cakap saya pandai masak sedangkan saya hanya membuat semula (baca : reproduce) resipi itu dan bukan lah saya yang mencipta resipi itu. But either way, alhamdulillah and thank you for the compliments :)


Resipi ini saya dapat daripada allrecipes,com. Jadi dalam bahasa Inggeris lah ya. Sebab masa tak mengizinan tak sempat saya nak translate ke bahasa Melayu. Kalau ada sesiapa yang nak terjemahannya boleh bagitahu, nanti lepas dah balik dari Terengganu (ya, esok pagi saya akan ke Terengganu) saya buatkan terjemahannya inshaAllah.


Ingredients


  • 3 eggs, beaten
  • 1 1/2 cups white sugar ( I reduced it to 1 cup, trust me, its sweet enough)
  • 2 tablespoons light brown sugar ( I used 3 tbs)
  • 1/2 teaspoon ground cinnamon
  • 1/4 cup butter, melted
  • 3 cups whole milk
  • 10 slices hearty farmhouse-style bread, toasted and cut into cubes ( Gardenia breads will do)
  • 1 cup raisins ( I omit this and replace them with chocolate chips)
  •  
  • 1/2 cup light brown sugar
  • 1 tablespoon all-purpose flour
  • 1 pinch ground cinnamon
  • 1 egg
  • 2 tablespoons butter, melted
  • 1 1/4 cups whole milk
  • 1 pinch salt
  • 1 tablespoon vanilla extract

Directions

  1. Preheat oven to 375 degrees F (190 degrees C). Grease a 2-quart baking dish.
  2. In a mixing bowl, whisk 3 eggs, white sugar, 2 tablespoons of light brown sugar, 1/2 teaspoon of cinnamon, 1/4 cup of butter, and 3 cups of whole milk together, and gently stir in the bread cubes and raisins. Lightly spoon the mixture into the prepared baking dish.
  3. Bake in the preheated oven until browned and set in the middle, 50 to 55 minutes; cover the dish with foil after 30 minutes to prevent excessive browning. Let the pudding stand for 10 minutes before serving.
  4. For vanilla sauce, whisk 1/2 cup of light brown sugar, the flour, a pinch of cinnamon, 1 egg, 2 tablespoons of melted butter, 1 1/4 cups of whole milk,and salt together in a heavy saucepan until smooth. Heat over medium heat, whisking constantly, until thickened and the sauce coats the back of a spoon, 10 to 12 minutes. Stir in the vanilla extract. Pour sauce over warm bread pudding, or serve on the side in a bowl.




Note: For vanilla sauce, dont put the egg together inside the saucepan, instead, take about half cup of the milk mixture from the saucepan, mix it into the egg that has been beaten and pour it back into the saucepan. Otherwise you will be having scrambled egg inside the milk sauce :|

Dan hasilnya..





Terlupa nak ambil gambar bila pudding ini dah dipotong dan disiram vanilla sauce :|




Adalah biasa untuk pudding ini menjadi sangat naik (baca: rise) selepas baru saja keluar dari oven dan menurun selepas lama dibiarkan sejuk. Boleh juga ganti vanilla sauce dengan vanilla ice cream; sesuai dengan citarasa anda dan family. Selamat mencuba  :)
Read More

July 10, 2011

How do I study : A sharing

| 0 comments
Bismillah


When I first read the chatbox when Farah, a visitor of this blog asked me to share my study tips, I was quite startled at first, and felt a little bit reluctant to write them. Well I really thought that Farah is asking the wrong person since I have never been called for distinction nor did I succeed with flying colours in every examinations. But I still passed alhamdulillah. Anyhow, when I read it carefully and note the word 'share'.. maybe I can give this a go. Maybe what Farah wants to know is how do I study up until now and see if these techniques suit her and plus, this is just a sharing isnt it? I can share whatever I want provided that it is beneficial to everybody, right Farah? ^^ So here it goes~



#1  Be motivated

There is a Chinese proverb that says 'A diamond cannot be polished without fraction, nor a man perfected without trials'

So in order to succeed one should understand that at some point in life, failure is inevitable. But do understand that it is the failure that teaches us how to live, gain strength and shine again. When I was 12, I did not get a good result for my UPSR. At such a little age, you may wonder this thing didnt affect me a bit. Sadly, it did. And it affected me a lot.


The reason being my brothers and sister did very well in their exams and I just dont know why, there's this trend in the family to send the children to an elite secondary school after finishing primary school. My brothers studied at Victoria Institution and St Johns Institution, both in KL and my sister at CBN High School, KL. Because my result were bad, I didnt get the chance to study there, so I just went to the sekolah menengah near my house, which was famously known for its gangsterism act and was very popular indeed to the policemen in that city. So yea peeps.. dont you eva mess with me aite, I still got that gangsta thing running in ma blood. Muehehe ~


Though my parents never mentioned it, I knew that they were actually quite disappointed in me (for studying at that school I mean, not because I became a gangster okay! lol). So I tried to prove them wrong, and it is NOT okay to feel disappointed just because of my UPSR result. With Allah's help, alhamdulillah I did well in my PMR and went to better school after that. So what I am trying to say here, when I study, I always remember that I hate it when my parents feel sad and disappointed in me. Therefore, I will study hard to make sure that such thing will never happen again. And THAT keeps me motivated. Same goes to you, remember certain situations in life that will give you the motivation you need. By that, you will be able to perform well inshaAllah


#2 Maintain our relationship with Allah

Yup, it is maintain.. that is to CONSTANTLY be aware of our relationship with Allah. One thing we need to understand today is, Allah does NOT exist only during exam weeks my friends, but He, the Exalted, is with us all the time. Hence, seek help from Him, ask for the barakah of the knowledge we have, and for Him to guide us through the painful years of our studying time until... forever! To me, it is just not right to be attached with the Quran and do extra ibadah only during exam time, because it is as if we are making Allah as a tool to get what we want, but on the contrary, He is the One that we want. To gain knowlegde in order to get His blessings and for the benefit of the ummah.. arent those our purposes in this life?


#3 Maintain good relationship with family, teachers and friends

Again, it is the issue of barakah we are talking about. I believe that most of us really take it serious when it comes to relationship with parents and other family members, but how many of us are really being considerate with what our friends feel regarding our attitudes towards them. Many people might take this lightly, but with Allah's power, I've seen incidences that taught me to really really appreciate my friends. It is a little bit personal so I dont think I can share it here. But I do hope you get my point.

And as for the teachers, do engage with them. Show interest in what they are teaching and if you have many free time, do visit their room and ask questions on topics that are not very clear to you. Remember to be VERY polite when asking questions because no teacher enjoys a company of a rude student. Smile a lot and thank the teacher's willingness to spare some time with you despite their hectic schedule.



                                                                           (kredit)


#4 Read notes repeatedly

When reading textbooks,I was told by someone to not read it like reading newspaper, that is, to make sure that we have sheets of papers by our side and also, a lot of pens. Jot down important points from the books right after you learn that topic and you can make the notes as colourful as you want. This tip will be really helpful especially when the exam is approaching and we still have lots and lots of topics to cover. By making short notes, you dont have to open the book, read that particular chapter once again and read it line by line because we dont have that much time left! (but of course if you have the time, by all means, read them all over again, and you'll do better in the exams :D )


Sadly, I have to tell you the truth that I rarely got the chance to make many short notes and keep reading them during my free time time since I entered clinical years because why? Because my time management was so bad that it made me feel really disappointed with my self. But alhamdulillah, Allah is so Gracious that He still let me passed the exam. Allah.. how can we not love Him for the nikmat He gave us? I pray to Him that my success in the previous exams will not let me become forgetful for His blessings


#5 Past years exam questions: A-MUST-DO

It doesnt matter what kind of examination you are sitting, be it PMR, SPM, A-level or professional exams in the university, past years examination questions are definitely a-must-do. This is to prepare ourselves, and for us to be very familiar with the exam format. It is better if you can dig the whole bunch of exam questions your seniors passed at the beginning of the semester and try to do it throughout the year. By the time the exam comes, suddenly you realise that you've completed most of the questions! And you also have prepared a list of topics that are popular in the exams and during the revision week you can give more attention towards that certain topics.


Of course there are a lot of methods to study smartly but basically these are the methods that I did (or at least I have once or twice did!). I may not be the right be person to be writing this entry, but like I said, this is just a sharing, and it would be lovely if the readers of this entry can share some of their study methods as well. I would really really love to read that :)  But, say you have set your intention right, tried all methods and have studied very very hard but still to no avail, remember that it doesnt matter whether we succeed or not, because in the end it is  the effort that we put in that Allah takes into account. Maybe if you dont see the fruit of your efforts in this life, surely He is keeping something amazing for you in the next, for Allah has said in the Quran



“[And it will be said], ‘Indeed, this is for you a reward, and your effort has been appreciated.’”
(Al-Ihsan: 22)






IZ: Dear Farah, hope this will do ^^
Read More

June 24, 2011

Banana cream pie

| 2 comments
Bismillah


So it's time for baking again, and yes, it's still bananas. But instead of making cakes or cupcakes like I used to do, this time I tried to make a pie with them. This is actually my second attempt of making a pie and alhamdulillah, I have to say that I am very very pleased with the outcome. Everybody in the family loved it. Except my sister, she's not really into desserts and sweet stuff. But I'll keep making it until she likes it. Hehe.


This is the second banana pie I made for this week. You may wonder why so many pies in a week and why bananas? The reason is because last weekend, my father and I went to the market/ pasar borong to buy some fruits and I  remember that I have always wanted to make a pie called' chocolate banoffee pie', and it has bananas as its main ingredient. People been talking about how good the pie is and I was just curious at how it tastes. So I bought them. A lot.


One thing about choosing bananas to make pie is that, you shouldnt be choosing ordinary bananas. I've read somewhere that the best type of bananas to make pie is the one called cavendish bananas as it doesnt turn black easily. Funny thing is, when I went to the market and asked a macha about cavendish bananas, he seemed very puzzled and said that he never heard anything like that. Instead, he offered me 'pisang montel' and 'pisang berangan'..  Eh? When 'cavendish' sounds so elegant, malaysian type of bananas have these funny names and not to mention very cute too. Hehehe


So I ended up buying pisang berangan. And 'berangan' that the bananas will not turn black so quickly and will not alter the taste of the pie. Oh since I dont have the picture of 'chocolate banoffee pie' which I made earlier this week, I think I will just be posting it some other time, when I make it again inshaAllah. In the mean time, enjoy this banana cream pie because it is really really good and not so complicated to make. Highly recommended :)


I actually got the recipe from momswhothink.com. But I'll  just post it here to make it easier for those who want to try.




Before going to the oven




Once baked



Done with the topping. Ready to be chilled


Ingredients:
4 ripe bananas, sliced
1/4 cup cornstarch
1 cup sugar ( please reduce this amount if the bananas are sweet enough, I reduced it to 3/4 cup but they were still too sweet :|)
1/4 teaspoon salt
3 cups milk
4 egg yolks, beaten ( I only used 3)
3 Tablespoons butter
1 1/2 teaspoons vanilla
1 baked 9 inch pie crust
Topping:
2 Tablespoons granulated white sugar
1 cup heavy whipping cream
Directions:
1. In a medium saucepan combine sugar, cornstarch, and salt; gradually stir in milk. Cook and stir over medium heat till thickened.
2. Reduce heat, cook and stir 2 minutes more. Remove from heat.
3. Separate egg whites; discard. Beat egg yolks slightly.
4. Gradually stir 1 cup of the hot mixture into the egg yolks. Return egg mixture to saucepan; bring to a gentle boil. Cook and stir an additional 2 minutes.
5. Remove from heat. Stir in the vanilla, butter, and three of the sliced bananas.
6. Use the remaining sliced banana to evenly cover the bottom of the pie crust. Pour filling on top.
7. Bake in a 350 degree F oven for 12 to 15 minutes. Remove from oven, cool.
8. Prepare the topping by beating the whipping cream until soft peaks form. Add the sugar and beat until stiff peaks form.
9. Place topping onto the banana filling, chill for 1-2 hours before serving.



My only problem about making pie right now is that I dont have a pie tin! But because I wanted to make  the pie so badly  I couldnt care less. Something that looks like a pie tin will do. But I really recommend anybody who wants to try this recipe to get one. It'll make your life easier. Hmm if anybody can give me pie tin and muffin tin right now as my birthday present (yes I know it's in December, but still..) I think my life will be just perfect.. Kikiki
Read More

June 21, 2011

Review: Maria

| 0 comments



Bismillah.


Novel bertajuk Maria yang ditulis oleh Emine Uzqan Syenlikoghu dan diterjemah oleh Mohd Rofizi Dollah ini adalah novel yang sangat berbaloi untuk dibaca.  Mengisahkan tentang pergolakan dalam diri Maria, seorang warganegara Jerman yang pada asalnya adalah seorang Kristian Ortodoks, yang kemudiannya hilang kepercayaan terhadap agama yang dianutinya. Kekeliruan Maria terhadap agamanya itu hanya disedari Maria selepas bertemu dengan Abdul Wahab, walaupun pada asalnya pertemuan Maria dengannya adalah bertujuan untuk mencabar aqidah Abdul Wahab sendiri. Maria juga terperangakap dalam misi ayahnya yang berfahaman Ateis dan cuba untuk menyebarkan ideologi tersebut ke seluruh dunia.


Bagi sesiapa yang tidak begitu menggemari buku jenis 'non-fiction' yang hanya memberitahu fakta semata-mata, maka buku ini adalah yang terbaik untuk anda. Info-infonya digarap dengan begitu baik dalam bentuk dialog menjadikan pembaca tidak begitu terbeban hanya dengan fakta semata-mata. Selain itu ada juga diselitkan kekeliruan Maria terhadap perasaannya terhadap Abdul Wahab, begitu juga Abdul Wahab kepada Maria untuk membuatkan plot ceritanya lebih menarik.


Ada lagi beberapa helaian untuk saya habiskan pembacaan saya ni. Kalau ada sebarang cadangan mengenai apa-apa buku yang menarik untuk pembacaan saya di waktu cuti ni, minta tolong tinggalkan komen di ruangan komen ya. Jazakumullahu khairan :)



Read More

June 17, 2011

'Saya tak layak untuk dia'

| 2 comments
Daisy Love





Bismillah


Pertama kali menulis tentang cinta, saya pasti saya bukanlah orang yang terbaik untuk membicarakan perihal ini. Tapi inshaAllah, saya percaya bahawa saya, dan juga anda sudah cukup matang dan dewasa untuk berbincang mengenai cinta. Apabila mengatakan tentang cinta, tentu kita punya pelbagai persepsi mengenainya, tapi jujurlah, kalau berbicara pasal cinta, cinta kepada siapa yang muncul di fikiran kita dahulu? Izinkan saya membuat tafsiran, kalau viewers artikel ini berada di sekitar umur belasan tahun atau dua puluhan, saya percaya mungkin 80- 90% terfikirkan cinta kepada yang berlawanan jantina. Hanya tafsiran, kalau salah, maafkan saya.


Pernah dengar orang kata cinta itu fitrah? Saya pernah, dan saya juga percaya. Tapi apa yang membuatkan ia gagal menjadi fitrah ialah apabila cinta itu tidak disalurkan ke jalan yang betul. Cinta itu fitrah, tapi kalau tidak fahaminya, ia jadi masalah.


Bercakap tentang fitrah, ramai yang jelas dengan fitrah manusia yang sukakan kesempurnaan. Contohnya apabila mendengar keluhan beberapa sahabat yang meminati seseorang kerana kesempurnaan yang dimiliki seseorang lelaki. Walau tidak ada manusia sempurna di dunia ini, kata sahabat saya dia seperti sempurna, akhlaknya baik, perwatakannya soleh, dan wajahnya pula sedap mata memandang. Tapi dia hanya meminati, tidak berani untuk merisik lebih dari itu, apalagi untuk meminta lelaki itu masuk meminang, kerana katanya dia tidak layak untuk lelaki itu memandangkan dia hanya wanita biasa-biasa, belum sampai tahap solehah.



(Lazimnya) perempuan-perempuan yang jahat adalah untuk lelaki-lelaki yang jahat, dan lelaki-lelaki yang jahat untuk perempuan-perempuan yang jahat; dan (sebaliknya) perempuan-perempuan yang baik untuk lelaki-lelaki yang baik, dan lelaki-lelaki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik. Mereka (yang baik) itu adalah bersih dari (tuduhan buruk) yang dikatakan oleh orang-orang (yang jahat); mereka (yang baik) itu akan beroleh pengampunan (dari Allah) dan pengurniaan yang mulia.  An-Nur: 26



Dalam kes ini, kalau ada orang yang tanyakan adakah sahabat saya bersalah kerana mempunyai perasaan suka kepada lelaki yang soleh? Jawapan saya adalah tidak, Sebagai seorang wanita, dia adalah normal kerana mempunyai fitrah, iaitu perasaan suka kepada lelaki dan dia juga normal kerana fitrahnya suka kepada kebaikan dan kesempurnaan.


Tetapi adalah sangat mengecewakan jika perasaan cinta itu hanya sekadar cinta dan tiada sebarang perancangan untuk menjadikannya halal. Kalau sudah suka kepada lelaki yang soleh, kenapa tak cuba untuk menjadi solehah? Kalau ada hati dekat sesorang yang berakhlak baik, mengapa tidak berusaha untuk mempunyai akhlak yang lebih baik? Ramai yang tahu ayat daripada surah An-Nur di atas, tapi ramai yang masih belum berusaha untuk berada di kelompok yang baik-baik seperti dikatakan ayat ini. Menjadi seorang yang berperwatakan mulia bukan kurniaan seperti mempunyai paras rupa yang menawan. Sebaliknya ia adalah usaha dan doa kita sendiri untuk berada dalam golongan yang disayangi Allah ini. Jadi, tak ada sebarang alasan untuk mengatakan.. 'ala.. aku ni bukannya baik pun..' sebab bila katakan demikian, kita sebenarnya belum lagi berusaha untuk menjadi lebih baik



Dalam hidup ini, kita tak tahu apa perancangan Allah terhadap hidup kita. Andai kata, kita berusaha menjadi lebih baik dan solehah pun masih belum menjadi pilihan, janganlah bersedih  atau patah hati kerana percayalah, dalam kita cuba berubah untuk mencuri hati seseorang, Allah terlebih dahulu mencuri hati kita untuk menjadi dekat denganNya. Dalam pada niat asal kita mahu menjadi solehah kerana mahu menjadi teman sehidup semati si dia, Allah terlebih dahulu akan meniupkan rasa cinta kepadaNya. Dan akhirnya, kita akan sedar kita tak perlukan sesiapa untuk menjadikan kita lebih baik kerana kita sebenarnya sudah jatuh cinta kepada Allah, dan itu lebih bernilai daripada segalanya.
Read More

May 26, 2011

Moist banana cake

| 0 comments
Bismillah.
Sejujurnya, saya tak tau apa yang menyerang diri saya lewat kebelakangan ini sebab saya rasa macam.. I'm addicted to baking! Of all kinds of addictions, I'm actually stuck to this one, which is a good thing I suppose.

Terbaru, saya sempat buat moist banana cake yang saya rasakan adalah satu kejayaan sebab dulu pernah juga saya buat kek pisang , tapi bila dah masak jadi macam bingka pulak :(Anyways, resepi ini sangat mudah. Kalau tak ada mixer, guna saja spatula untuk mengacau. Dan kalau tak ada oven, guna saja pengukus.

Moist banana cake sprinkled with powdered sugar

Kalau diperhatikan, warna kek ini macam agak gelap kalau dibandingkan dengan kek pisang yang biasa. Sebab bahan yang digunakan kita masak atas periuk dulu sebelum disatukan dengan tepung dan telur. Dan bila masuk oven, saya letakkan container yang berisi air di bahagian/tingkat bawah adunan kek yang dibakar (bukan dalam resepi asal) dan hasilnya, voila! A MOIST banana cake, walaupun pada mulanya saya tak yakin kek yang dibakar boleh jadi moist macam kek yang dikukus but alhamdulillah it turned out so well :)

Saya rasa mungkin saya akan lebih serius mendalami ilmu masakan pada waktu cuti ni sebab rasa seronok dan puas pulak bila hasilnya menjadi dan lebih seronok bila dapat dihidangkan untuk family tersayang. Tapi tak adalah serius mana pun, sebab inshaAllah bulan Jun nanti saya akan mula bekerja, jadi sebelum bermulanya hari-hari yang sibuk, saya kira ada baiknya saya isi waktu cuti yang ada ni dengan sesuatu yang saya betul-betul minat.

Well to those of you who feel like baking this cake, I actually got this recipe from here, only that I cut the sugar amount to 3/4 cup instead of 1 cup (I think it's sweet enough) and like I said before, put a container of water on the lower rack of the oven to make it even moist. This is definitely a-must-try cake to those who don't fancy doing tedious job with the cream etc, because this cake is so simple yet so good in its own.

Till then, happy baking! ^^

IZ: Still searching for the best menu to be served to my long-lost friend who will be coming over this weekend..
Read More

About Me

25. Aim to live with the principle of to love for others what I love for my self. A dentist by profession. A Muslim by religion. A Dai'yah by action ( well at least that's what I hope I am) My writings are usually of reflections on matters happening around me.

Recent Posts

Followers